Kamis, 29 September 2011

jb song




Gratisan Musik
Justin Drew Bieber is a Canadian Pop and R&B singer. He was born was born on March 1, 1994 in Stratford, Ontario to single mother Pattie Mallette. Bieber began his professional career on Youtube, but he has since gone on to achieve international stardom. At 12, Bieber entered a local singing competition, placing second with a cover of Ne-Yo's "So Sick." He taught himself how to play several musical instruments, including the piano, drums, guitar, and trumpet. In 2007 Bieber and his mother began posting videos of Bieber’s performances on YouTube for absent friends and family. Beiber performed covers of various songs by artists like Usher, Stevie Wonder, Justin Timberlake and Michael Jackson. Scooter Braun, a former marketing executive of So So Def, discovered Bieber’s Youtube videos by accident while searching for another singer. Braun was impressed and after meeting the young singer, Braun flew Bieber to Atlanta, Georgia. There he introduced Bieber to Usher. After hearing him sing, Usher became greatly interested in Bieber, securing him an audition with Antonio L.A. Reid at Island Records .Bieber was signed to Island Records in October 2008. On November 17, 2009 Bieber released his debut EP titled My World. My World achieved Platinum status in the United States and Canada, giving Bieber the honor of highest debut by a new artist in 2009. Also, because of My World’s immense popularity, Bieber became the first artist to have seven songs form a debut album chart on the Billboard Hot 100. His first single “One Time” was released on radio while Bieber was still recording his first album. During its first week of release in July 2009, the song reached number 12 on the Canadian Hot 100 and number 17 on the Billboard Hot 100. Later in the year, its success spread to international markets. The song was certified Platinum in Canada and the U.S. and Gold in Australia and New Zealand. Bieber’s next three singles, “One Less Lonely Girl”, “Love Me”, and “Favorite Girl”, reached the top forty of the Billboard Hot 100. My World 2.0, Bieber’s first full album, was released on March 23, 2010. Like his previous releases, My World 2.0 was met by immense success. It debuted at number one in the United States and reached the top ten of several other countries. It was certified platinum in less than two months. The lead single “Baby” became Bieber’s biggest hit to date, reaching number five in the United States and the top ten in seven other countries. Bieber’s next two singles, “Never Let You Go”, and "U Smile" were top thirty hits on the Hot 100, and top twenty hits in Canada. My World 2.0 debuted at number one on the U.S. Billboard 200, making Bieber the youngest solo male act gain this honor since Stevie Wonder in 1963. My World 2.0 also achieved international success, reaching the top ten in nineteen other countries.

Rabu, 28 September 2011

FAKTA Yang HARUS Anda Ketahui :

Di Indonesia, setiap harinya 40-45 perempuan terdiagnosis kanker serviks dan 20-25 diantaranya meninggal karenanya. Kanker serviks merupakan kanker tersering di Indonesia Dampak yang dapat ditimbulkan kanker serviks pada perempuan sangat banyak, dikarenakan kasus kanker serviks terbanyak muncul pada saat perempuan berada dalam usia produktif yaitu antara 30-50 thn. Dampak yang dapat timbul adalah: Gangguan kualitas hidup : psikis, fisik dan kesehatan seksual. Dampak sosial dan ekonomi (finansial). Pengaruh pada perawatan, pendidikan anak dan suasana kehidupan keluarga. Bagaimana Gejala KANKER SERVIKS? Kebanyakan infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan gejala sedikitpun sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan sehari-hari. Namun, jika dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi prakanker. Bila kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala yang dapat timbul antara lain: Pendarahan setelah senggama. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil. Nyeri ketika berhubungan seksual. (info & gambar diambi dari kankerserviks.com) Jangan tunda untuk menghubungi dokter anda jika Anda menemui gejala tersebut

Cara Memutihkan Kulit yang Menghitam (wajah, ketiak dan lutut)

Memiliki kulit wajah yang sehat bersinar memang menjadi dambaan setiap wanita. Tak jarang diantara mereka mencoba berbagai produk perawatan kulit untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Mulai dari perawatan kulit yang mampu meremajakan kulit, menghilangkan kerutan di wajah hingga perawatan pemutih yang mampu membuat kulit nampak cerah bersinar. Memutihkan kulit bukan hal yang aneh di masa modern seperti sekarang ini, dan ternyata bukan hanya wanita saja yang melakukan perawatan tersebut. Pria juga tidak mau ketinggalan untuk melakukan hal yang sama. Yakni ingin memutihkan kulitnya yang kurang putih entah karena tuntutan pekerjaan atau keinginan tersendiri supaya dilirik oleh lawan jenisnya dalam rangka mencari jodoh. Karena bagaimanapun juga, kulit kering memang tidak sedap untuk dipandang dan disentuh, karena menimbulkan kesan kurangnya perawatan diri yang pada akhirnya akan menimbulkan kesan negatif dan ilfil oleh lawan jenis. Kulit wajah adalah hal paling merepotkan bagi tiap wanita. Di antara bahan-bahan aktif yang sekarang mulai dipakai baik di kedokteran maupun di salon kecantikan untuk memutihkan kulit adalah dengan cara pengelupasan sel-sel mati seperti produk dengan bahan-bahan aktif. Kulit yang halus kini sudah menjadi kebutuhan banyak orang. Karena itu, banyak produk perawatan kulit ditawarkan. Tak hanya memutihkan kulit atau menjaga kelembabannya saja, tapi juga untuk menjaga agar kulit tetap semulus bayi. Berikut ada beberapa bahan-bahan untuk membantu Anda memutihkan kulit secara alami agar senantiasa terlihat indah di pandang mata, tidak hanya menghaluskan tetapi juga menyehatkan. Jeruk Nipis Buah yang satu ini lebih dikenal sebagai penghilang bau amis, atau campuran penyedap makanan. Tapi sebenarnya air jeruk nipis ini juga banyak manfaatnya untuk kecantikan dan kesehatan. Air yang berasal dari daging buah ini dikenal sanggup membuat pori-pori mengecil dan menghilangkan kelebihan lemak pada jenis kulit berminyak. Manfaat : Untuk merapatkan pori-pori kulit. Ambil daging jeruk nipis, oleskan pada kulit wajah. Biasanya di sekitar hidung dan pipi yang pori-porinya terlihat besar. Untuk memutihkan dan menghaluskan kulit. Usapkan potongan jeruk nipis pada wajah dan kulit bagian tubuh lainnya. Alpukat Konon alpukat banyak sekali nianfaatnya terutama untuk kecantikan. Dengan ilmu pengetahuan, terbukti bahwa alpukat memang kaya vitamin, mineral dan minyak alami. Alpukat banyak mengandung vitamin A, C, dan E, zat besi, potasium, niasin, asam pantotenik serta protein yang tidak biasanya terdapat dalam buah. Semua zat ini berguna bagi keindahan dan kesehatan kulit. Manfaat : Sebagai pelembab. Ambil bagian dalam kulit alpukat, yang mengandung humektan, dan mampu menahan kelembaban kulit. Gosokkan secara lembut ke seputar wajah dan biarkan selama 15 menit. Setelah itu basuhlah wajah menggunakan air dingin. Lakukan malam hari sebelum Anda tidur karena malam hari adalah waktu yang tepat bagi kulit untuk bekerja. Wajah yang terjaga kelembabannya membuat make- up bertahan lama sesudahnya. Penggunaan Masker dan Lulur Penggunaan masker merupakan salah satu upaya untuk mempercantik diri dengan perawatan menggunakan beberapa jenis tumbuhan seperti halnya sayuran. Masker dapat menegangkan dan melicinkan kulit. Penggunaan produk tumbuhan termasuk dalam pembuatan masker. Kulit yang masih remaja boleh menggunakan masker dari sayuran seperti ketimun, tomat, bengkuang, kentang, wortel. Masker Bengkuang : Dapat memutihkan dan menghilangkan tanda hitam dan pigmentasi di kulit. Masker Kentang : Dapat melembutkan dan memutihkan kulit. Masker Tomat : Dapat menghaluskan dan melicin Lalu bagaimanakah cara aman untuk memutihkan ketiak dan dengkul yang menghitam? Ketiak, selangkangan dan lutut merupakan daerah lipatan kulit yang rentan terlihat menghitam. Kulit yang menghitam sendiri, bisa disebabkan beberapa hal. Pertama, gesekan antara kulit dengan kulit, kulit dengan baju atau kulit dengan benda keras seperti lantai. Misalkan sering menggunakan celana dalam/luar yang ketat pada lipatan paha atau busana yang daerah lengannya ketat, Kedua, akibat penggunaan deodorant yang terlalu keras, Ketiga penumpukan sisa deodoran di kulit yang tidak terangkat saat mandi dan, Keempat saat kaki berlutut dilantai tanpa alas yang lembut. Keempat hal tersebut, bisa saja saling mendukung sehingga membuat kulit daerah lipatan semakin menghitam. Kulit yang menghitam itu sendiri adalah lapisan kulit mati yang bisa ‘dibersihkan’ dengan cara yang mudah, tapi butuh kesabaran. Keberhasilan perawatan sangat tergantung pada ketelatenan Anda, karena makin tebal hitamnya, makin lama pula waktunya. Yang dapat Anda lakukan adalah: melakukan scrub secara teratur seminggu sekali. Pilihlah produk yang berasal dari bahan alami dan banyak butirannya. Gosok perlahan daerah yang menghitam dengan arah melingkar (lakukan sebelum mandi). Hindari menggosok keras, karena akan mengiritasi kulit dan membuat perawatan jadi harus dihentikan. (Tip: agar pengangkatan sel kulit mati jadi lebih maksimal, oleskan yogurth plain dahulu di daerah yang akan scrub. Yogurth dapat melepaskan ikatan pada sel kulit mati). Sejalan dengan melakukan scrub, ganti deodorant-antiperspirant Anda dengan produk yang formulanya lebih lembut (silk formula) dan terakhir, batasi penggunaan busana terlalu ketat agar tidak menggesek kulit lebih dalam lagi dan hindari gesekan yang keras pada lutut.

Senin, 26 September 2011

Islamic Motivation

Rosulullah saw bersabda, “Bila kamu bermimpi baik, berarti itu dari ALLAH. Hendaklah pujilah ALLAH atas mimpi baik itu dan ceritakanlah kepada orang lain. Sebaliknya, bila kamu bermimpi buruk, maka itu berasal dari setan. Maka berlindunglah kepada ALLAH dari bahayanya dan janganlah kau ceritakan kepada orang lain. Niscaya hal itu tidak akan membahayakanmu”. (Doa Yang Dikabulkan, 2001)

justin bieber cute

Music Videos by VideoCure

kematian

Semua yang memiliki nafas Semua pemilik hati Pewaris tahta jiwa Dan semua insan Pernahkah kau mengenalnya Mengenal kematian Yang datang tanpa diundang Tapi karena takdir tuhan Semua tergaris lewat tanggal penggaris Sebentar lagi saatnya kita Seberapa gelintir detik lagi detik kita Tak akan lama Apakah bekal kita sudah ada?

Jalan Menuju Surga

Dari Abdullah Jabir bin Abdillah Al-Anshari r.a. bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw.: “Bagaimana pendapatmu jika aku melaksanakan shalat-shalat fardhu, berpuasa di bulan ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram serta aku tidak menambah dengan sesuatu apapun selain itu, apakah (dengan hal tersebut) bisa menjadikan aku masuk surga?” Rasulullah saw. menjawab, “Ya.” (HR. Muslim) Baca juga penjelasan rincinya berikut ini : Apa itu Kunci Surga dan Jalan menuju Surga Telusuri lebih jauh tentang info di bawah ini : --> Misi Keluarga Muslim --> Apa yang menghalangi diri kita dari shalat malam? --> Bagaimana kiat-kiatnya agar dapat bangun shalat malam? --> Hadits tentang Shalat Malam --> Persiapan sejak dini untuk pendidikan anak Baca juga : --> Apa sih keutamaan dari shalat dhuha? --> Apa hukum shalat dhuha, Kapan waktu mengerjakannya, Berapa rakaat mengerjakannya? Tentang Do'a : --> Definisi Do'a --> Hukum dan dalil-dalil berdo'a --> Fadhilah dan Faedah Berdo'a --> Waktu-waktu dan Tempat-tempat Berdo'a --> Tebar Benih Berdo'a dan Terimalah Taqdir --> Do'a adalah Ibdah dan Sumber Kemuliaan Sejati --> Tiga Orang yang pasti do'anya dikabulkan --> Do'a Basa Basi --> Pengaruh Do'a Terhadap Kesembuhan --> Keutamaan Do'a --> Syarat-syarat Do'a --> Ampuhnya Do'a Sapu Jagad --> Berdoalah Jangan Sampai Punya Tetangga Jahat --> Adab Do'a dan Faedahnya --> Do'a-do'a dalam Al Qur'an 1 --> Do'a-do'a dalam Al Qur'an 2
--> Do'a-do'a dalam Al Qur'an 3 --> Do'a dalam al hadits 1 --> Do'a dalam al hadits 2 --> Do'a-doa Pilihan 1 --> Do'a-doa Pilihan 2 --> Do'a Saat Bingung Mengatasi Hutang --> Do'a Bisa Menguvah Taqdir --> Do'a untuk Memperoleh Ridho Allah --> Do'a Suami Istri --> Do'a Orang yang Menderita Kesedihan Mendalam --> Do'a Memohon Ridho di dalam Hati --> Do'a Nabi Daus AS Memohon Cinta Allah --> Do'a Memohon Perlindungan Allah dari Empat Keburukan --> Do'a Penutup Majelis Menghapus Dosa

Misi Keluarga Muslim

http://wirausahapesantren.blogspot.com/2010/04/misi-keluarga-muslim.html Tolong menolong. Itulah kata kunci pasangan samara dlm mengelola keluarga. Suami-istri itu akan berbagi peran & tanggung jawab dalam mengelola keluarga mereka. Sungguh indah gambaran pasangan suami-istri yang seperti ini. Suaminya penuh rasa tanggung jawab, istrinya mampu menjaga diri & menempatkan diri. Pasangan suami-istri yg seperti itu sadar betul bahwa keluarga harus dikelola seperti sebuah organisasi. Telusuri lebih jauh tentang info di bawah ini : --> Apa yang menghalangi diri kita dari shalat malam? --> Bagaimana kiat-kiatnya agar dapat bangun shalat malam? --> Hadits tentang Shalat Malam --> 13 Sifat Laki-laki Yang Tidak Disukai Perempuan --> Cara Memperlakukan Istri --> Empat Kunci Rumah Tangga Harmonis --> Persiapan sejak dini untuk pendidikan anak Baca juga : --> Apa sih keutamaan dari shalat dhuha? --> Apa hukum shalat dhuha, Kapan waktu mengerjakannya, Berapa rakaat mengerjakannya? Tentang Do'a : --> Definisi Do'a --> Hukum dan dalil-dalil berdo'a --> Fadhilah dan Faedah Berdo'a --> Waktu-waktu dan Tempat-tempat Berdo'a --> Tebar Benih Berdo'a dan Terimalah Taqdir --> Do'a adalah Ibdah dan Sumber Kemuliaan Sejati --> Tiga Orang yang pasti do'anya dikabulkan --> Do'a Basa Basi --> Pengaruh Do'a Terhadap Kesembuhan --> Keutamaan Do'a --> Syarat-syarat Do'a --> Ampuhnya Do'a Sapu Jagad --> Berdoalah Jangan Sampai Punya Tetangga Jahat --> Adab Do'a dan Faedahnya --> Do'a-do'a dalam Al Qur'an 1 --> Do'a-do'a dalam Al Qur'an 2 --> Do'a-do'a dalam Al Qur'an 3 --> Do'a dalam al hadits 1 --> Do'a dalam al hadits 2 --> Do'a-doa Pilihan 1 --> Do'a-doa Pilihan 2 --> Do'a Saat Bingung Mengatasi Hutang --> Do'a Bisa Menguvah Taqdir --> Do'a untuk Memperoleh Ridho Allah --> Do'a Suami Istri --> Do'a Orang yang Menderita Kesedihan Mendalam --> Do'a Memohon Ridho di dalam Hati --> Do'a Nabi Daus AS Memohon Cinta Allah --> Do'a Memohon Perlindungan Allah dari Empat Keburukan --> Do'a Penutup Majelis Menghapus Dosa

Keutamaan sedekah berdasarkan Sunnah Rosululloh

http://wirausahapesantren.blogspot.com/2010/02/keutamaan-sedekah-berdasarkan-sunnah.html “Ketika seorang hamba berada pada waktu pagi, dua malaikat akan turun kepadanya, lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah pahala kepada orang yang menginfakkan hartanya.’ Kemudian malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (Muttafaq ‘Alaih). Dari Abu Umamah r.a., Nabi saw. bersabda, “Wahai anak Adam, seandainya engkau berikan kelebihan dari hartamu, yang demikian itu lebih baik bagimu. Dan seandainya engkau kikir, yang demikian itu buruk bagimu. Menyimpan sekadar untuk keperluan tidaklah dicela, dan dahulukanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu.” (HR. Muslim) Baca juga : --> Apa sih keutamaan dari shalat dhuha? --> Apa hukum shalat dhuha, Kapan waktu mengerjakannya, Berapa rakaat mengerjakannya? --> Persiapkan sejak dini untuk pendidikan anak yang berkualitas --> Investasi Dana Pendidikan Syariah Plus Telusuri lebih jauh tentang info di bawah ini : --> Apa yang menghalangi diri kita dari shalat malam? --> Bagaimana kiat-kiatnya agar dapat bangun shalat malam? --> Hadits tentang Shalat Malam

Shalat Malam

setelah mendengarkan tausiyah dari seoraqng ustadz tentang keutamaan sedekah, dia dan istriya tergerak hati untuk menyedekahkan seluruh uang tabungan yang mereka miliki, yaitu hanya Rp 1 juta. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk membayar kontrakan rumah, rekening listrik, biAya sekolah anaknya dan lain-lainnya. Akan tetapi akhirnya dengan penuh keyakinan mereka menyedekahkan seluruh uang tersebut. Benar saja, tidak berapa lama kemudian, pedagang nasi itu ditunjuk sebagai koordinator catering korban lumpur Lapindo. Setiap hari dia mendapat order Rp 30 juta. Menjadi pribadi yang bermanfaat: Sedekah Terbaik Seorang Pedagang Nasi pembinaanpribadi.blogspot.com sebagai wujud rasa syukur, tahun lalu dia menghajikan 13 anggota keluarga besarnya, termasuk anaknya. Sedekah tetap mereka jalankan karena mereka merasa bahwa kekayaan yang mereka miliki berkat dari sedekah 1 juta dulu, cadangan uang satu-satunya yang mereka miliki. manajemen doa yang efisien untuk mendapatkan hasilnya yang efektif; 1. Memilih waktu yang tepat dan memanfaatkan saat-saat mulia seperti Ramadhan, ‘Arafah, Jum’at, dan saat sepertiga akhir di waktu sahur yang merupakan saat mustajab; 2. Memanfaatkan kondisi yang mustajab (terkabul) seperti kondisi sujud, jihad, turun hujan, qamat; 3. menghadap kiblat, menengadahkan tangan, dan mengusap wajah saat selesai; 4. menyederhanakan suara dan menghindari suara keras; “Tiada setiap muslim berdoa dengan suatu doa, dalam doa itu tidak ada unsur dosa dan memutus tali silaturahim, kecuali Allah pasti memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal; adakalanya disegerakan doanya baginya, adakalanya disimpan untunya diakhirat kelak, dan adakalanya dirinya dihindarkan dari keburukan.” Para sahabat bertanya: “Jika kami memperbanyak doa?” Rasulullah saw. bersabda: “Allah lebih banyak (mengabulkan doa).” Benar, kita membutuhkan pemimpin yang dewasa. Pemimpin yang benar-benar merasakan getaran tanggung jawab atas segala penderitaan rakyat. Mengapa? Sebab akhir-akhir ini kita mengalami krisis kepemimpinan. Terutama dari segi mental kedewasaan. Banyak para pemimpin yang tidak siap secara mental menerima amanah tersebut. Akibatnya, begitu mereka menjadi pemimpin malah terjatuh dalam keterlenaan dengan dosa-dosa. Harta haram menjadi konsumsinya yang paling pokok. orang tua ku berpesan ; Jika nanti aku lemah dan tak sanggup berjalan lagi, Ingatlah saat kau dulu belajar menapakkan kaki Ulurkanlah tanganmu yang masih kuat untuk memapahku Seperti saat aku dulu mendampingimu.. Jika aku tua nanti, Kelak kan tiba waktuku tuk pergi Panjatkanlah selalu doamu padaNya yang Maha Tinggi Karena permohonanmu kan melesat bagai cahaya dalam kuburku…menerangi.. Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo.(“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”)

Minggu, 25 September 2011

pelayanan kebidanan

PELAYANAN DAN PENDIDIKAN BIDAN (DALAM DAN LUAR NEGERI) A. Profil Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan dalam Negeri 1. Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Indonesia Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan kaum perempuan khususnya ibu dan anak-anak. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatan keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayinya. Layanan kebidanan/oleh bidan dapat dibedakan meliputi: a. Layanan kebidanan primer yaitu layanan yang diberikan sepenuhnya atas tanggung jawab bidan. b. Layanan kolaborasi yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim secara bersama-sama dengan profesi lain dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan. c. Layanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jwab layanan oleh bidan kepada sistem layanan yang lebih tinggi atau yang lebih kompeten ataupun pengambil alihan tanggung jawab layanan/menerima rujukan dari penolong persalinan lainnya seperti rujukan. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur Jenderal Hendrik William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan. Adapun pelayanan kebidanan hanya diperuntukkan bagi orang-orang Belanda yang ada di Indonesia. Tahun 1849 di buka pendidikan Dokter Jawa di Batavia (Di Rumah Sakit Militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto). Saat itu ilmu kebidanan belum merupakan pelajaran, baru tahun 1889 oleh Straat, Obstetrikus Austria dan Masland, Ilmu kebidanan diberikan sukarela. Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851, dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda (dr. W. Bosch). Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan. Pada tahun 1952 mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah Kursus Tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan pula dikota-kota besar lain di nusantara. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Dari BKIA inilah yang akhirnya menjadi suatu pelayanan terintegrasi kepada masyarakat yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1957. Puskesmas memberikan pelayanan berorientasi pada wilayah kerja. Bidan yang bertugas di Puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana. Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan masyarakat. Kebijakan ini melalui Instruksi Presiden secara lisan pada Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk. Pembinaan dukun bayi. Dalam melaksanakan tugas pokoknya bidan di desa melaksanakan kunjungan rumah pada ibu dan anak yang memerlukannya, mengadakan pembinaan pada Posyandu di wilayah kerjanya serta mengembangkan Pondok Bersalin sesuai denga kebutuhan masyarakat setempat. Hal tersebut di atas adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa. Pelayanan yang diberikan berorientasi pada kesehatan masyarakat berbeda halnya dengan bidan yang bekerja di rumah sakit, dimana pelayanan yang diberikan berorientasi pada individu. Bidan di rumah sakit memberikan pelayanan poliklinik antenatal, gangguan kesehatan reproduksi di poliklinik keluarga berencana, senam hamil, pendidikan perinatal, kamar bersalin, kamar operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal. Titik tolak dari Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 yang menekankan pada reproduktive health (kesehatan reproduksi), memperluas area garapan pelayanan bidan. Area tersebut meliputi: 1. Safe Motherhood, termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus 2. Family Planning 3. Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi 4. Kesehatan reproduksi pada remaja 5. Kesehatan reproduksi pada orang tua. Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Permenkes tersebut dimulai dari: a. Permenkes No. 5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain. b. Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes 623/1989 wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus ditetapkan bila bidan meklaksanakan tindakan khusus di bawah pengawasan dokter. Pelaksanaan dari Permenkes ini, bidan dalam melaksanakan praktek perorangan di bawah pengawasan dokter c. Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktek bidan. Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang mandiri. Kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam wewenang tersebut mencakup: • Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak. • Pelayanan Keluarga Berencana • Pelayanan Kesehatan Masyarakat d. Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan revisi dari Permenkes No. 572/VI/1996. Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi dan merujuk sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya. Dalam keadaan darurat bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Dalam aturan tersebut juga ditegaskan bahwa bidan dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan kewenangan, kemampuan, pendidikan, pengalaman serta berdasarkan standar profesi. Pencapaian kemampuan bidan sesuai dengan Kepmenkes No. 900/2002 tidaklah mudah, karena kewenangan yang diberikan oleh Departemen Kesehatan ini mengandung tuntutan akan kemampuan bidan sebagai tenaga profesional dan mandiri. Pelayanan Kebidanan Perawatan zaman dahulu atau sekarang dilakukan oleh dukun pria atau dukun wanita, dukun menjalankan perawatanya biasanya dirumah penderita atau di rawat di rumah dukunnya sendiri. Cara-cara mengobati penderita itu sendiri antara lain: 1) Dengan membaca mantra-mantra memohon pertolongan kepada Tuhan YME. 2) Dengan cara mengusir setan-setan yang mengganggu dengan menyajikan kurban-kurban di tempat itu, macamnya kurban ditentukan oleh dukun. 3) Melakukan massage/mengurut penderita. 4) Penderita harus melakukan pantangan atau diet yang oleh dukun itu pula. 5) Kadang-kadang dukun bertapa untuk mendapatkan ilham cara bagaimana menyembuhkan penderita itu. 6) Memakai obat-obatan banyak dipakai dari tumbuh-tumbuhan yang segar dari daun mudanya, batang, kembang akarnya. Perawatan Kebidanan 1) Kehamilan Semua wanita hamil diadakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dukun bayi dan dukun memberikan nasehat-nasehat seperti: a. Melakukan pantangan : • Pantangan makanan tertentu • Pantangan terhadap pakaian • Pantangan terhadap jangan pergi malam • Pantangan jangan duduk di muka pintu b. Kenduri Kenduri pertama kali dilakukan pada waktu hamil 3 bulan sebagai tanda wanita itu hamil. Kenduri ke dua dilakukan pada waktu umur kehamilan 7 bulan. 2) Perasalinan Biasanya persalinan dilakukan dengan duduk di atas tikar, di lantai dukun yang menolong menunggu sampai persalinan selesai. Cara bekerja dengannya mengurut-ngurut perut ibu. Menekannya serta menarik anak apabila anak telah kelihatan. Selama menolong dukun banyak membaca mantra-mantra. Setelah anak lahir anak diciprati anak dengan air agar menangis. Tali pusat dipotong dengan hinis atau bamboo kemudian tali pusatnya diberi kunyit sebagai desinfektan. 3) Nifas Setelah bersalin ibu dimandikan oleh dukun selanjutnya ibu sudah harus bisa merawat dirinya sendiri lalu ibu di berikan juga jamu untuk peredaran darah dan untuk laktasi. Pelayanan Kebidanan di Indonesia Sejak dulu sampai sekarang tenaga yang memegang peranan dalam pelayanan kebidanan ialah “ Dukun bayi “ ia merupakan tenaga terpercaya dalam lingkungannya terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi, kehamilan , persalinan dan nifas. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur jenderal Hendrik William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan. Praktek kebidanan modern masuk di Indonesia oleh dokter-dokter Belanda. Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukkan bagi orang-orang Belanda yang ada di Indonesia. Kemudian pada tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia (Di RS Milliter Belanda, sekarang RSPAD Gatot Subroto). Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851 di buka pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang Dokter milliter Belanda (Dr. W. Bosch). Lulusan ini kemudian bekerja di Rumah Sakit juga di masyarakat. Mulai saat itu pelayan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan Bidan. Kursus bidan yang pertama ini ditutup tahun 1873. Tahun 1879, dimulai pendidikan bidan. Tahun 1950 , setelah kemerdekaan, jumlah paramedis kurang lebih 4000 orang dan dokter umum kurang lebih 475 orang dan dokter dalam bidang obsgyn hanya 6 orang, pada tahun 1952, mulai diadakan pelatihan Bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolonga persalinan. Kursus untuk dukun masih berlangsung samapai dengan sekarang, yang memberikan kursus adalah Bidan. Perubahan pengetahuan dan keteramilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenala dengan istilah Kursus tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Jogjakarta yang akhirnya dilakukan pula di kota-kota besar lain di Nusantara ini. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikan balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) dimana bidan sebagi penanggung jawab pelayanana kepada masyarakat. Dari BKIA inilah akhirnya mnejadi suatu pelayanan terintregrasi kepada masyarakat yang dinamakan pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas pada tahun 1957. Kegiatan BKIA yang dipimpin bidan adalah menyelenggarakan: 1. Pemeriksaan Antenatal 2. Pemeriksaan Post natal 3. Pemeriksaan dan Pengawasan bayi dan anak balita 4. Kleuarga Berencana 5. Penyuluhan Kesehatan Di BKIA ini diadakan juga pelatihan-pelatihan para dukun bayi. Dengan meningkatnya pendidikan tenaga kesehatan maka, pada tahun 1979 jumlah dokter obsgyn 286 orang dan bidan 16.888 orang di seluruh Indonesia. Bidan yang bertugas di puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan KB. Mulai tahun 1990 pelayan kebidanan diberikan secara merata sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini melalaui instruksi presiden secara lisan pada tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan di desa. tugas pokoknya adalah pelaksanan pelayanan KIA khususnya pelayanan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta pelayana BBL. Bidan di puskesmas orientasi kepada kesehatan masyarakat beda dengan bidan di RS yang berorientasi pada individu. 2. Perkembangan Pendidikan Bidan di Indonesia Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Keduanya berjalan seiring untuk menjawab kebutuhan/tuntutan masyarakat akan pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dalam pendidikan ini adalah, pendidikan formal dan non formal. Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda. Pada tahun 1851 seorang dokter militer Belanda (Dr. W. Bosch) membuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung lama karena kurangnyah peserta didik yang disebabkan karena adanya larangan ataupun pembatasan bagi wanita untuk keluaran rumah. Pada tahunan 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi di rumah sakit militer di batavia dan pada tahun 1904 pendidikan bidan bagi wanita indo dibuka di Makasar. Luluasan dari pendidikan ini harus bersedia untuk ditempatkan dimana saja tenaganya dibutuhkan dan mau menolong masyarakat yang tidak/kurang mampu secara cuma-cuma. Lulusan ini mendapat tunjangan dari pemerintah kurang lebih 15-25 Gulden per bulan. Kemudian dinaikkan menjadi 40 Gulden per bulan (tahun 1922). Tahun 1911/1912 dimulai pendidikan tenaga keperawatan secara terencana di CBZ (RSUP) Semarang dan Batavia. Calon yang diterima dari HIS (SD 7 tahun) dengan pendidikan keperawatan 4 tahun dan pada awalnya hanya menerima peserta didik pria. Pada tahun 1914 telah diterima juga peserta didik wanita pertama dan bagi perawat wanita yang luluas dapat meneruskan kependidikan kebidanan selama dua tahun. Untuk perawat pria dapat meneruskan ke pendidikan keperawatan lanjutan selama dua tahun juga. Pada tahun 1935-1938 pemerintah Kolonial Belanda mulai mendidik bidan lulusan Mulo (Setingkat SLTP bagian B) dan hampir bersamaan dibuka sekolah bidan di beberapa kota besar antara lain Jakarta di RSB Budi Kemuliaan, RSB Palang Dua dan RSB Mardi Waluyo di Semarang. DI tahun yang sama dikeluarkan sebuah peraturan yang membedakan lulusan bidan berdasarkan latar belakang pendidikan. Bidan dengan dasar pendidikannya Mulo dan pendidikan Kebidanan selama tiga tahun tersebut Bidan Kelas Satu (Vreodrouweerste Klas) dan bidan dari lulusan perawat (mantri) di sebut Bidan Kelas Dua (Vreodrouw tweede klas). Perbedaan ini menyangkut ketentuan gaji pokok dan tunjangan bagi bidan. Pada zaman penjajahan Jepang, pemerintah mendirikan sekolah perawat atau sekolah bidan dengan nama dan dasar yang berbeda, namun memiliki persyaratan yang sama dengan zaman penjajahan Belanda. Peserta didik kurang berminat memasuki sekolah tersebut dan mereka mendaftar karena terpaksa, karena tidak ada pendidikan lain. Pada tahun 1950-1953 dibuka sekolah bidan dari lulusan SMP dengan batasan usia minimal 17 tahun dan lama pendidikan tiga tahun. Mengingat kebutuhan tenaga untuk menolong persalinan cukup banyak, maka dibuka pendidikan pembantu bidan yang disebut Penjenjang Kesehatan E atau Pembantu Bidan. Pendidikan ini dilanjutkan sampai tahun 1976 dan setelah itu ditutup. Peserta didik PK/E adalah lulusan SMP ditambah 2 tahun kebidanan dasar. Lulusan dari PK/E sebagian besar melanjutkan pendidikan bidan selama dua tahun. Tahun 1953 dibuka Kursus Tambahan Bidan (KTB) di Yogyakarta, lamanya kursus antara 7 sampai dengan 12 minggu. Pada tahun 1960 KTB dipindahkan ke Jakarta. Tujuan dari KTB ini adalah untuk memperkenalkan kepada lulusan bidan mengenai perkembangan program KIA dalam pelayanan kesehatan masyarakat, sebelum lulusan memulai tugasnya sebagai bidan terutama menjadi bidan di BKIA. Pada tahun 1967 KTB ditutup (discountinued). Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan secara bersama-sama dengan guru perawat dan perawat kesehatan masyarakat di Bandung. Pada awalnya pendidikan ini berlangsung satu tahun, kemudian menjadi dua tahun dan terakhir berkembang menjadi tiga tahun. Pada awal tahun 1972 institusi pendidikan ini dilebur menjadi Sekolah Guru Perawat (SGP). Pendidikan ini menerima calon dari lulusan sekolah perawat dan sekolah bidan. Pada tahun 1970 dibuka program pendidikan bidan yang menerima lulusan dari Sekolah Pengatur Rawat (SPR) ditambah dua tahun pendidikan bidan yang disebut Sekolah Pendidikan Lanjutan Jurusan Kebidanan (SPLJK). Pendidikan ini tidak dilaksanakan secara merata di seluruh provinsi. Pada tahun 1974 mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah sangat banyak (24 kategori), Departemen Kesehatan melakukan penyederhanaan pendidikan tenaga kesehatan non sarjana. Sekolah bidan ditutup dan dibuka Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dengan tujuan adanya tenaga multi purpose di lapangan dimana salah satu tugasnya adalah menolong persalinan normal. Namun karena adanya perbedaan falsafah dan kurikulum terutama yang berkaitan dengan kemampuan seorang bidan, maka tujuan pemerintah agar SPK dapat menolong persalinan tidak tercapai atau terbukti tidak berhasil. Pada tahun 1975 sampai 1984 institusi pendidikan bidan ditutup, sehingga selama 10 tahun tidak menghasilkan bidan. Namun organisasi profesi bidan (IBI) tetap ada dan hidup secara wajar. Tahun 1981 untuk meningkatkan kemampuan perawat kesehatan (SPK) dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk kebidanan, dibuka pendidikan Diploma I Kesehatan Ibu dan Anak. Pendidikan ini hanya berlangsung satu tahun dan tidak dilakukan oleh semua institusi. Pada tahun 1985 dibuka lagi program pendidikan bidan yang disebut (PPB) yang menerima lulusan SPR dan SPK. Lama pendidikan satu tahun dan lulusannya dikembalikan kepada institusi yang mengirim. Tahun 1989 dibuka crash program pendidikan bidan secara nasional yang memperbolehkan lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan bidan. Program ini dikenal sebagai Program Pendidikan Bidan A (PPB/A). Lama pendidikan satu tahun dan lulusannya ditempatkan di desa-desa. Untuk itu pemerintah menempatkan seorang bidan di tiap desa sebagai pegawai negeri sipil (PNS Golongan II). Mulai tahun 1996 status bidan di desa sebagai pegawai tidak tetap (Bidan PTT) dengan kontrak selama tiga tahun dengan pemerintah, yang kemudian dapat diperpanjang 2 x 3 tahun lagi. Penempatan BDD ini menyebabkan orientasi sebagai-baiknya tidak hanya kemampuan klinik, sebagai bidan tapi juga kemampuan untuk berkomunikasi, konseling dan kemampuan untuk menggerakkan masyarakat desa dalam meningkatkan taraf kesehatan ibu dan anak. Program Pendidikan Bidan (A) diselenggarakan dengan peserta didik cukup besar. Diharapkan pada tahun 1996 sebagian besar desa sudah memiliki minimal seorang bidan. Lulusan pendidikan ini kenyataannya juga tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan seperti yang diharapkan sebagai seorang bidan profesional, karena lama pendidikan yang terlalu singkat dan jumlah peserta didik terlalu besar dalam kurun waktu satu tahun akademik, sehingga kesempatan peserta didik untuk praktek klinik kebidanan sangat kurang, sehingga tingkat kemampuan yang dimiliki sebagai seorang bidan juga kurang. Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan Program B yang peserta didiknya dari lulusan Akademi Perawat (Akper) dengan lama pendidikan satu tahun. Tujuan program ini adalah untuk mempersiapkan tenaga pengajar pada Program Pendidikan Bidan A. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan klinik kebidanan dari lulusan ini tidak menunjukkan kompetensi yang diharapkan karena lama pendidikan yang terlalu singkat yaitu hanya setahun. Pendidikan ini hanya berlangsung selama dua angkatan (1995 dan 1996) kemudian ditutup. Pada tahun 1993 juga dibuka pendidikan bidan Program C (PPB C), yang menerima masukan dari lulusan SMP. Pendidikan ini dilakukan di 11 Propinsi yaitu : Aceh, Bengkulu, Lampung dan Riau (Wilayah Sumatera), Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan (Wilayah Kalimantan. Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Irian Jaya. Pendidikan ini memerlukan kurikulum 3700 jam dan dapat diselesaikan dalam waktu enam semster. Selain program pendidikan bidan di atas, sejak tahun 1994-1995 pemerintah juga menyelenggarakan uji coba Pendidikan Bidan Jarak Jauh (Distance learning) di tiga propinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebijakan ini dilaksanakan untuk memperluas cakupan upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Pengaturan penyelenggaraan ini telah diatur dalam SK Menkes No. 1247/Menkes/SK/XII/1994 Diklat Jarak Jauh Bidan (DJJ) adalah DJJ Kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan bidan agar mampu melaksanakan tugasnya dan diharapkan berdampak pada penurunan AKI dan AKI. DJJ Bidan dilaksanakan dengan menggunakan modul sebanyak 22 buah. Pendidikan ini dikoordinasikan oleh Pusdiklat Depkes dan dilaksanakan oleh Bapelkes di Propinsi. DJJ Tahap I (1995-1996) dilaksanakan di 15 Propinsi, pada tahap II (1996-1997) dilaksanakan di 16 propinsi dan pada tahap III (1997-1998) dilaksanakan di 26 propinsi. Secara kumulatif pada tahap I-III telah diikuti oleh 6.306 orang bidan dan sejumlah 3.439 (55%) dinyatakan lulus. Pada tahap IV (1998-1999) DJJ dilaksanakan di 26 propinsi dengan jumlah tiap propinsinya adalah 60 orang, kecuali Propinsi Maluku, Irian Jaya dan Sulawesi Tengah masing-masing hanya 40 orang dan Propinsi Jambi 50 orang. Dari 1490 peserta belum diketahui berapa jumlah yang lulus karena laporan belum masuk. Selain pelatihan DJJ tersebut pada tahun 1994 juga dilaksanakan pelatihan pelayanan kegawat daruratan maternal dan neonatal (LSS = Life Saving Skill) dengan materi pembelajaran berbentuk 10 modul. Sedang pelaksanaannya adalah Rumah sakit provinsi/kabupaten. Penyelenggara ini dinilai tidak efektif ditinjau dari proses. Pada tahun 1996, IBI bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan American College of Nurse Midwive (ANCM) dan rumah sakit swasta mengadakan Training of Trainer kepada anggota IBI sebanyak 8 orang untuk LSS, yang kemudian menjadi tim pelatih LSS inti di PPIBI. Tim pelatih LSS ini mengadakan TOT dan pelatihan baik untuk bidan di desa maupun bidan praktek swasta. Pelatihan praktek dilaksanakan di 14 propinsi dan selanjutnya melatih bidan praktek swasta secara swadaya, begitu juga guru/dosen dari D3 Kebidanan. 1995-1998, IBI bekerja sama langsung dengan Mother Care melakukan pelatihan dan peer review bagi bidan rumah sakit, bidan Puskesmas dan bidan di desa di Propinsi Kalimantan Selatan. Pada tahun 2000 telah ada tim pelatih Asuhan Persalinan Normal (APN) yang dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal health (MNH) yang sampai saat ini telah melatih APN di beberapa propinsi/kabupaten. Pelatihan LSS dan APN tidak hanya untuk pelatihan pelayanan tetapi juga guru, dosen-dosen dari Akademi Kebidanan. Selain melalui pendidikan formal dan pelatihan, utnuk meningkatkan kualitas pelayanan juga diadakan seminar dan Lokakarya organisasi. Lokakarya organisasi dengan materi pengembangan organisasi (Organization Development = OD) dilaksanakan setiap tahun sebanyak dau kali mulai tahun 1996 sampai 2000 dengan biaya dari UNICEP. B. Sejarah Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di Luar Negeri 1. Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri a. Sebelum abad 20 (1700-1900) William Smellie dari Scotlandia (1677-1673) mengembangkan forceps dengan kurva pelvik seperti kurva shepalik. Dia memperkenalkan cara pengukuran konjungata diagonalis dalam pelvi metri. Menggambarkan metodnya tentang persalinan lahirnya kepala pada presentasi bokong dan penganangan resusitasi bayi aspiksi dengan pemompaan paru-paru melalui sebuah metal kateler. Ignoz Phillip semmelweis, seorang dokter dari Hungaria (1818 – 1865) pengenalan Semmelweiss tentang cuci tangan yang bersih mengacu pada pengendalian sepsis puerperium. James Young simpson dair Edenburgh, scotlandia (1811-1870) memperkenalkan dan menggunakan arastesi umum, tahun 1807, Ergot sejenis cendawan yang tumbuh pada sejenis gandung hitam, diketahui efektif dalam mengatasi pendarahan postpartum. Hal ini merupakan permulaan pengguguran. Tahun 1824 Jamess Blundell dari Inggris yang menjadi orang pertama yang berhasil menangani perdarahan postpartum dengan menggunakan transfusi darah. Jean lubumean dari Perancis (orang kepercayaan Rene Laenec, penemu Stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1920. Jhon Charles Weaven dari Inggris (1811 – 1859) adalah. Pada tahun 1843, pertama yang yang melakukan test urine pada wanita hamil untuk pemeriksaan dan menghubungkan kehadirannya dengan eklamsia. Adolf Pinard dari Prancis (1844-1934) pada tahun 1878, mengumumkan kerjanya pada palpasi abdominal Carl Crede dari Jerman (1819 – 1892) menggambarkan metodanya stimulasi urine yang lembut dan lentur untuk mengeluarkan placenta Juduig Badl, dokter obstetri dari Jerman (1842-1992), pada tahun 1875, menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada pertemuan segment atas rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan macet/sulit. Daunce dari Bordeauz. Pada tahun 1857, memperkenalkan pengguran inkubator dalam perawatan bayi prematur. b. Abad 20 Postnatal care sejak munculnya hospitalisasi untuk persalinan telah berubah dari perpanjangan masa rawatan sampai 10 hari, ke trend “Modern” ambulasi diri. Yang pada kenyataannya, suatu pengembalian pada “cara yang lebih alami”. Selama beberapa tahun, pemisahan ibu dan bayi merupakan praktek yang dapat diterima di banyak rumah sakit, dan alat menyusui bayi buatan menjadi dapat diterima, dan bahkan oleh norma! Bagaimanapun, alami sekali lagi “membuktikan dirinya “rooing-in” dipraktekan dan menyusui dipromosikan menyusui disemua rumah sakit yang sudah mendapat penerangan. Perkembangan teknologi yang cepat telah monitoring anthepartum dan intrapartum yang tepat menjadi mungkin dengan pengguraan ultrasonografi dan cardiotocografi, dan telah merubah prognosis bagi bayi prematur secara dramatis ketika dirawat di neonatal intersive acara urits, hal ini juga memungkinkan perkembangan yang menakjubkan. 2. Pelayanan dan Pendidikan di Beberapa Negara Pelayanan Bidan di Afrika Selatan Perusakan Hindia Belanda timur yang membentuk tempat makanan dan minuman di semenanjung. Mempunyai prakiran-prakiraan yang menyakir praktek para bidan yang dapat diterpkan di semenannjung tersebut. Tapi mereka tidak menunjuk bidan pemerintah atau bidany ang sudah diangkat sumpah selama beberapa tahun peraturan-peraturan tersebut menetapkan bahwa para bidan harus diuji dan dan diberi lisensi/izin, dan mereka harus memanggil pertolongan medis bila ada indikasi. Saat penempatan dipeluas, wanita di desa khususnya harus ditolong oleh wanita yang lebih tua belum dilathi dari masyarakat. Bidan pemerintah memperoleh penghargaan yang tinggi salah satu dari mereka. Alkta Kaisters, ditunjuk pada tahun 1687 sebagai kepala keperawatan di rumah sakit persahaan, dan menjadi bidan pertama yang melaksanakan tugas-tugas perawatan umum sebagaimana tugas-tugas kebidanan. Pelayanan kebidanan pertama diberikan sekaligus oleh pagawi pemerintah dan bidan swasta dilebih banyak wilayah berkembang, sementara masyarakat pedesaan dilayani oleh wanita penuh baya yang belum terlatih dengan pengalaman kebidanan “outansi” yang seringkali melaksanakan perawatan umum dan bahkan pelayanan untuk hewan peliharaan juga dalam beberapa hal/keadaan. Situasi itu masih berlaku. Terlihat dimana terdapat sedikit perkembangan dalam pelayanan dan pelatihan kebidanan sampai awal abad ke 19 dibawah pemerintahan Batavia yang mengambil alih semenanjung dari perusahan Hindia-Belanda timur yang bubar, seorang dokter bedah bernama Dr Leishing mereka mendasikan dimana telah didirikan sebuah sekolah kebidanan ini untuk mengganikan sistem magang perusahaan dan terjadi sebelum pendudukan British kedua di semenanjung tersebut. Komite Medis tertinggi meninjau kembali lisensi dokter, bidan dan apoteker dan menemukan bahwa enam bidan yang sudah mempunyai lisensi tidak memenuhi kriteria mereka. Ide pendirian sekolah kebidanan baru terlaksana pada tahun 1808, saat seirang dokter bedah dari pemerintah batavia terdahulu. Dr Johann Hunrich frederich carel leopold wehr, mengajukan permohonan oada guberbur semenanjung untuk mendirikan sekolah seperti itu. Dr Wehr sangat tertarik pada kebidanan, dan dia mengungkapkan perhatian yang besar pada kurangnya bidan yang berkualitas bagi Cape town dan daerah-daerahnya, dan standart asuhan kebidanan yang jelek yang di berikan oleh orang-orang yang tidak mempunyai lisensi/izin. Dia ditunjuk sebagai Accoucher kolonial dengan wewenang untuk melatih sejumlah besar bidan untuk melayani masyarakat. Dia akan membantu para bidan yang bekerja diantara orang miskin, tanpa bayarannya, tapi dia meminta gaji yang sesuai untuk mengimbangi pelayanannya di sana. Gubernur Earl of caledon menyetujuai pendirian sekolah tersebut pada tanggal 1 November 1810, dan Dr Wehr ditunjuk sebagai instruktur kolonial kebidanan. Dengan demikian, lahirlah sekolah profesional pertama dari jurusannya di Afrika selatan, dan pelatihan para bidan di mulai pada tahun 1811. Tujuh kandidat yang menyelesaikan pelatihan tersbeut dan terkualifikasi pada tahun 1813 merupakan profesional pertama yang terlatih dan terkualifikasi di Afrika Selatan. Kode etik yang diikrarkan dipegang rteguh saat mereka melakukan “Sumpah Jabatan” yang mencakup banyak elemen yang terwujud dalam kode etik/sikap saat ini. Kode ini meliputi persyaratan untuk ; prilaku pribadi/perorangan, hubungan dengan bidan yang lain, dengan dokter dan utusan agama, rahasia profesi, dan meminta bantuan medis jika diperlukan. Dua awal penting dalam sejarah kebidanan di Afrika Selatan terjkadi selama periode ini. Kiira-kira pada tahun 1809. Seorang utusan medis dari Misionary Society London, Dr. Van der kemp, menulis sebuah buku saku tentang kebidanan bagi pembantunya. Tampaknya ini merupakan buku kebidanan pertama yang ditulis di Afrika Selatan. Pada tahun 1816, operasi seksio caesarea pertama dilakukan pada isteri Mr. Thomas Munnik oleh Dr. James Barry. Anak tersebut diberi nama James Barry Munnik. Permulaan dan Pelatihan Modern Saudari Henrietha Stockdale. Tahap penting berikutnya dalam perkembangan pelatihan kebidanan digembor-gemborkan oleh kedatangan saudari Henrichtta stockdate di Afrika selatan, yang pada tahun 1867 dikirim oleh komunitasnya ke rumah sakit Carnarvon di Kimberly. Disini Dr James Prince, seorang dokter kanada, memutuskan untuk menyusun pelayanan kebidanan daerah dengan bantuan bidan Ella Ruth terdaftar sebagai perawat umum pada tahun 1919 dan sebagai seorang bidan pada tahun 1920, sehingga menjadi wanita kulit berwarna pertama yang memiliki kualifikasi ganda. Pelatihan kebidanan bagi orang kulit hitam dimulai sesudahnya, dan pada tahun 1927. dirumah sakit Mc card zulu di Duban, Beatrice Msimang menjadi wanita kulit hitam pertama yang menjadi perawat dan bidan yang terdaftar. Perkembangan-perkembangan pada tahun 20. Usia yang diizinkan masuk. Sebulum ada peraturan-peraturan dewan Medis Afrika Selatan, tidak ada penentuan batas usia. Beberapa sekolah menetapkan bahwa para siswa harus berusia 24-50 tahun, sekolah yang lain menetapkan 21-45 tahun. Semua sekolah mewajibkan orang yang sudah dewasa. Kebidanan bulan merupakan profesi yang diinginkan bagi gadis-gadis yang belum menikah. Kemudian, siswa perawat dan siswa bidan tidak diizinkan untuk menikah dan siapapun yang memnutuskan untuk menikah harus berhenti dari pelatihan. Pada tahun 1960-an, peraturan-peraturan tersebut diperlonggar, dan wanita yang sudah menikah diizinkan untuk melanjutkan pelatiha tahun 1923, sertifikat standar enam telah dapat diterima, kemudian muncul standart tujuh pada tahun 1929, kemudian standart delapan pada tahun 1949 dan pada tahun 1960, standart sepuluh merupakan standart pendidikan minimal yang diwajibkan. n keperawatan dan kebidanan. Pendidikan bidan di Afrika Selatan Pada tahun 1923, sertifikat standar enam telah dapat diterima, kemudian muncul standart tujuh pada tahun 1929, kemudian standart delapan pada tahun 1949 dan pada tahun 1960, standart sepuluh merupakan standart pendidikan minimal yang diwajibkan. Silabus dan lamanya pelatihan. Pelatihan kebidanan ditetapkan oleh empat Dewan Medis (Neogara bagain Cape, natal, transual dan orange free) setelah dimulai di Cape pada tahun 1892, dan siswa harus menolong minimal 12 persalinan dan merawat 12 wanita pada masa puerperium. Pelatihan dilakukan dilapangan dan diruang perawatan rumah sakit kalau tersedia/ada. Sebagian besar pusat pelatihan merasa bahwa masa pelatihan terlalu pendek, dan pada tahun 1917, Asosiasi Perawat terlatih Afrika Selatan juga mengungkapkan ketidakpuasannya dengan kurangnya fasilitas. Sekolah pelatihan terlalu sedikit, dan kurangnya bed yang tersedia bagi pasien kebidanan. Asosiasi ini merekomendasikan : ketentuan rumah sakit kebidanan yang disubsidi oleh pemerintah yang lebih banyak untuk digunakan sebagai sekolah pelatihan; dimana pelatihan harus diperpenjang sampai minimal selama 6 bulan; dan dimana ketentuan tersebut harus meliputi pelatihan teorituis dan praktek di lapangan dan di ruang perawatan. Pada tahun 1919, sekolah perawatan kebidanan didirikan di bekas rumah Pal Kruger, dimana masa pelatihan 12 bulan jika siswanya belum menjadi perawat yang terdaftar. Dewan perawatan Afrika Selatan mengambil kembali pelatihan kebidanan pada tahun 1945, dan pada tahun 1949, masa pengajaran lebih lanjut meningkat menjadi 18 bulan bagi perawat yang belum terdaftar, dan 9 bulan bagi perawat uang sudah terdaftar. Pada tahun 1960, masa tersebut menjadi 24 bulan dan 12 bulan berturut-turut. Diwajibkan menolong persalinan sebanyak 30 persalinan dan 30 asuhan postnatal. Perawat yang belum terdaftar mengikuti ujian awal umum dengan siswa keperawatan umum. Sekarang ini, dan kadang-kadang secara kontroversi, pengajaran kebidanan termasuk dalam pengajaran selama 4 tahun, yang menuntun pada registrasi bagi seorang perawat (umum, psikiatrik dan komunitas) dan sebagai seorang bidan. Pada tahun 1977, laki-laki diizinkan mengikuti pengajaran kebidanan untuk pertama kalinya di Afrika Selatan. Bidan yang sudah terdaftar juga bisa melanjutkan ke Diploma dalam kebidanan dan /atau ke ilmu perawatan neonatal intensive, Pelatihan ADM diadakan di Rumah Sakit Mowbray pada tahun 1976, dan peraturan-p-eraturan bagi pelatihan diumumkan oleh Dewan perawatan Afrika Selatan pada bulan Agustus 1979. Kebidanan sebagai jurusan Kuliah di tingkat Universitas dapat diperoleh pada tingkat Doktor. Pelayanan Bidan di Amerika Di Amerika, para bidan berperan seperti dokter, berpengalaman tanpa pendidikan yang spesifik, standart-standart, atau peraturan-peraturan sampai pada awal abad ke 20. Kebidanan, sementara itu dianggap menjadi tidak diakui dalam sebagian besar yuridiksi (hukum-hukum) dengan istiklah “nenek tua” kebidanan akhirnya padam, profesi bidan hampir mati. Sekitar tahun 1700, para ahli sejarah memprediksikan bahwa angka kematian ibu di AS sebanyak 95%. Salah satu alasan kenapa dokter banyak terlibat dalam persalinan adalah untuk menghilangkan praktek sihir yang mash ada pada saat itu. Dokter memegang kendali dan banyak memberikan obat-obatan tetapi tidak mengindahkan aspek spiritual. Sehingga wnaita yang menjalani persalinan selalu dihinggapi perasaan takut terhadap kematian. Walaupun statistik terperinci tidak menunjukkan bahwa pasien-pasien bidan mungkin tidak sebanyak dari pada pasien dokter untuk kematian demam nifas atau infeksi puerperalis, sebagian besar penting karena kesakitan maternal dan kematian saat itu. Tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad ke 18 banyak kalangan medis yang berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar dan menerapkan metode obstetric. Pendapat ini digunakan untuk menjatuhkan profesi bidan, sehingga bidan tidak mempunyai pendukung, uang tidak terorganisir dan tidak dianggap profesional. Pada pertengahan abad antara tahun 1770 dan 1820, para wanita golongan atas di kota-kota di Amerika, mulai meminta bantuan “para bidan pria” atau para dokter. Sejak awal 1990 setengah persalinan di AS ditangani oleh dokter, bidan hanya menangani persalinan wanita yang tidak mampu membayar dokter. Dengan berubahnya kondisi kehidupan di kora, persepsi-persepsi bartu para wanita dan kemajuan dalam ilmu kedokteran, kelahiran menjadi semakin meningkat dipandang sebagai satu masalah medis sehingga di kelola oleh dokter. Tahun 1915 dokter Joseph de lee mengatakan bahwa kelahiran bayi adalah proses patologis dan bidan tidak mempunyai peran di dalamnya, dan diberlakukannya protap pertolongan persalinan di AS yaitu : memberikan sedatif pada awal inpartu, membiarkan serviks berdilatasi memberikan ether pada kala dua, melakukan episiotomi, melahirkan bayi dengan forcep elstraksi plasenta, memberikan uteronika serta menjahit episiotomi. Akibat protap tersebut kematian ibu mencapai angka 600-700 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1900-1930, dan sebanyak 30-50% wanita melahirkan di rumah sakit. Dokter Grantly Dicke meluncurkan buku tentang persalinan alamiah. Hal ini membuat para spesialis obstetric berusaha meningkatkan peran tenaga diluar medis, termasuk bidan. Pada waktu yang sama karena pelatihan para medis yang terbatas bagi para pria, para wanita kehilangan posisinya sebagai pembantu pada persalinan, dan suatu peristiwa yang dilaksanakan secara tradisional oleh suatu komunitas wanita menjadi sebuah pengalaman utama oleh seorang wanita dan dokternya. Tahun 1955 American College of Nurse – Midwives (ACNM) dibuka. Pada tahun 1971 seorang bidan di Tennesse mulai menolong persalinan secara mandiri di institusi kesehatan. Pada tahun 1979 badan pengawasan obat Amerika mengatakan bahwa ibu bersalin yang menerima anasthesi dalam dosisi tinggi telah melahirkan anak-anak melahirkan anak-anak yang mengalami kemunduran perkembangan psikomotor. Pernyataan ini membuat masyarakat tertarik pada proses persalinan alamiah, persalinan di rumah dan memacu peran bidan. Pada era 1980-an ACNM membuat pedoman alternatif lain dalam homebirth. Pada tahun yang sama dibuat legalisasi tentang opraktek profesional bidan, sehingga membuat bidan menjadi sebuah profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi yang mengatur profesi tersebut. Pada tahun 1982 MANA (Midwive Alliance Of North America) di bentuk untuk meningkatkan komunikiasi antar bidan serta membuat peraturan sebagai dasar kompetensi untuk melindungi bidan. DI beberapa negara seperti Arizona, bidan mempunyai tugas khusus yuaitu melahirkan bayi untuk perawatan selanjutnya seperti merawat bayi, memberi injeksi bukan lagi tugas bidan, dia hanya melakukan jika diperlukan namun jarang terjadi. Bidan menangani 1,1% persalinan di tahun 1980 : 5,5% di tahun 1994. Angka sectio caesaria menurun dari 25% (1988) menjadi 21% (1995). Penggunaan forcep menurun dari 5,5% (1989) menjadi 3,8% (1994). Dunia kebidanan berkembang saat ini sesuai peningkatan permintaan untuk itu profesi kebidanan tidak mempunyai latihan formal, sehingga ada beberapa tingkatan kemampuan, walaupun begitu mereka berusaha agar menjadi lebih dipercaya, banyak membaca dan pendekatan tradisional dan mengurangi teknik invasif untuk pertolongan seperti penyembuhan tradisional. Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh bidan Amerika Serikat saat ini antara lain: • Walaupun ada banyak undang-undang baru, direct entry midwives masih dianggap iolegal dibeberapa negara bagian. • Lisensi praktek berbeda tiap negara bagian, tidak ada standart nasional sehingga tidak ada definisi yang jelas tentang bidan sebagai seseorang yang telah terdidik dan memiliki standart kompetensi yang sama. Sedikit sekali data yang akurat tentang direct entry midwives dan jumlah data persalinan yang mereka tangani. • Kritik tajam dari profesi medis kepada diret entry midwives ditambah dengan isolasi dari system pelayanan kesehatan pokok telah mempersulit sebagian besar dari mereka untuk memperoleh dukungan medis yang adekuat bila terjadi keadaan gawat darurat. Pendidikan kebidanan biasanya berbentuk praktek lapangan, sampai saat ini mereka bisa menangani persalinan dengan pengalaman sebagai bidan. Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan selam 4 tahun dan praktek lapangan selama 2 tahun, yang mana biaya yang sangat mahal. Kebidanan memiliki sebuah organisasi untuk membentuk standart, menyediakan sertifikat dan membuat ijin praktek. Saat ini AS merupakan negara yang menyediakan perawatan maternitas termahal di dunia, tetapi sekaligus merupakan negara industri yang paling buruk dalam hasil perawatan natal di negara-negara industri lainnya. Pelayanan Bidan di Australia Florence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan yang dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19. Tahun 1824 kebidanan masih belum di kenal sebagai bagian dari pendidikan medis di Inggris dan Australia dimulai pada tahun 1862. Lulusan itu dibekali dengan pengethuan teori dan praktek. Pendidikan Diploma Kebidanan dimulai tahun 1893, dan sejak tahun 1899 hanya bidan sekaligus perawat yang terlatih yang boleh bekerja di rumah sakit. Sebagian besar wanita yang melahirkan tidak dirawat dengan selayaknya oleh masyarakat. Ketidakseimbangan seksual dan moral di Australia telah membuat prostitusi berkembang dengan cepat. Hal ini menyebabkan banyak wanita hamil di luar nikah dan jarang mereka dapat memperoleh pelayanan dari bidan atau dokter karena pengaruh social mereka atau pada komunitas tyang terbatas, meskipun demikian di Australi bidan tidak bekerja sebagai perawat, mereka bekerja sebagaimana layaknya seorang bidan. Pendapat bahwa seseorang bidan haru reflek menjadi seorang perawat dan program pendidikan serta prakteknya banyak di buka di beberapa tempat dan umumnya dibuka atau disediakan oleh Non Bidan. Pendidikan bidan di Australia Kebidanan di Australia telah mengalami perkembangan yang mengalami pesat sejak 10 tahun terakhir. Dasar pendidikan telah berubah dari traditional hospital base programme menjadi tertiary course of studies menyesuaikan kebutuhan pel;ayanan dari masyarakat. Tidak semua institusi pendidikan kebidanan di Australi telah melaksanakan perubahan ini, beberapa masih menggunakan proram pendidikan yang berorientasi pada rumah sakit. Kurikulum pendidikan disusun oleh staf akademik berdasarkan pada keahlian dan pengalaman mereka di lapangan kebidanan. Kekurangan yang dapat dilihat dari pendidikan kebidanan di Australia hampir sama dengan pelaksanaan pendidikan bidan di Indonesia. Belum ada persamaan persepsi mengenai pengimplementasian kurikulum pada masing-masing institusi, sehingga lulusan bidan mempunyai kompetensi klinik yang berbeda tergantung pada institusi pendidikannya. Hal ini ditambah dengan kurangnya kebijaksanaan formal dan tidak adanya standar nasional menurut National Review of Nurse Education 1994, tidak ada direct entry. Pada tahun 1913 sebanyak 30% persalinan ditolong oleh bidan. Meskipun ada peningkatan jumlah dokter yang menangani persalinan antara tahun 1900 sampai 1940, tidak ada penurunan yang berarti pada angka kematian ibu dan bidanlah yang selalu disalahkan akan hal itu. Kenyataannya wanita jelas menengah ke atas yang ditangani oleh dokter dalam persalinannya mempunyai resiko infeksi yang lebih besar daripada wanita miskin yang ditangani oleh Bidan. Masalah Profesional Tugas pertama yang sulit adalah meneliti kembali nama bidan itu sendiri, itu tidak sama dengan ketika latihan dalam praktek kebidanan. Bidan sangat penting di pelayanan kesehatan sejak Perang Dunia II dan proporsi yang besar di rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan utnuk daerah sekitar rumah sakit tersebut. Peningkatan rumah sakit dan persatuan perawat dan peningkatan ahli kebidanan yang lebih menekankan pada teknologi menyebabkan mundurnya kebidanan. Tapi situasi itu berakhir pada saat Amerika Utara menilai kepemimpinan perawat dan kepemimpinan bidan yang memutuskan bahwa bidan berhak mendapat penghargaan pertama dan penghargaan kedua diberikan kepada keperawatan. Penghargaan itu sangat penting untuk peningkatan profesi kebidanan. Kita tahu di beberapa negara mengkombinasikan keperawatan dan kebidanan dalam seorang tenaga kesehatan, hal itu terjadi di pulau kecil dan pelatihan klinik sekarang semakin baik menuju standar internasional sedikit lebih baik daripada masa yang lalu. Pengembangan Profesi Bidan Pemerintah melihat adanya peningkatan kebidanan dengan pemberian asuhan yang bermanfaat. Shearman Report (NSWI, 1989) telah menemukan cara awal untuk mengatur strategi perawatan yang berkesinambungan. Having a baby in Victoria (Depkes Viktoria, 1990) melaporkan sebuah revie pelayanan kesehatan di Viktoria yang dibutuhkan pada orientasi pelayanan kesehatan pada wanita dan keluarga. Maksudnya pemeliharaan kesehatan yang lebih baiki. “Perawatan efektif pada kelahiran” CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa perawatan yang berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan kesehatan ibu.
how wonderful our time together we love sharing our stories even the ups and downs we have experienced both remember when you hug me you stroked your hair you smack your forehead now it's intimacy that might leave a bitter taste memories to relive my after you left we just leave love for him maybe I'm not perfect from her but I have a love maybe I'm not richer than he because indeed I am a simple family now you're happy with him and I just realize it you traitor LOVE

Rabu, 21 September 2011

Hiperseks Penyakit Superclass? Dunia tercengang ketika pegolf terbaik di dunia, Tiger Woods (33), dikabarkan terlibat skandal seks dengan sejumlah wanita. Hebohnya lagi, pria sukses nan alim itu disebut-sebut pula mengalami kecanduan seks. Rachel Uchitel memang tidak muda lagi. Usianya 33 tahun. Tetapi, saya mengerti mengapa Tiger tergila-gila padanya. Wanita ini punya tampilan fisik superaduhai. Wajahnya cantik sempurna dengan bibir sensual, perutnya rata, pinggulnya melekuk indah, dada bulat membusung, dan... ah, maaf, saya tidak sanggup menggambarkan bagian tubuhnya yang lain. Tetapi, jangan salahkan tubuhnya itu. Meskipun Daily Mail menulis bahwa ia adalah party hostess yang bertugas menemani pria iseng di pesta, konon, dia seorang maniak seks pula. Karena itulah, Rachel setali tiga uang dengan Tiger. YANG TERUNGKAP DARI YAGN TENAR Tiger memiliki topeng. Jika selama ini publik mengenalnya sebagai pria sempurna yang memiliki keluarga kecil bahagia, memiliki istri mantan model yang tak perlu diragukan lagi kecantikannya (Elin Nordegren), punya kekayaan dalam angka triliunan rupiah, serta kemenangan-kemenangan fenomenalnya yang dicatat sejarah, Tiger ternyata punya gairah seksual yang abnormal. Seperti ditulis Vanity Fair, ketika peristiwa kecelakaan yang menimpa dirinya pada suatu pagi di bulan November 2009, ketika itu pula terungkap beberapa affair-nya, seperti: seks quickie di parkiran sebuah gereja, membayar 60.000 dolar untuk wanita panggilan, melakukan threesome, pesta seks dengan bintang porno dan waitresses di kelab malam, menikmati aksi lesbian, hingga fakta yang terang-benderang, yaitu petualangan seksnya bersama Rachel. “Oh, jangan Tiger. Mungkin dia sedang khilaf,” beberapa wanita mungkin akan berteriak demikian. Tapi percayalah, tak ada khilaf yang terjadi berulang kali. Toh, Tiger tak bisa lari dari kenyataan bahwa ia membutuhkan terapi untuk masalah seksualnya: enam puluh ribu dolar AS untuk tidak bercinta maupun bicara seks selama enam minggu, di Pine Grove Behavioral Health and Heck. Seperti diulas Woman’s Weekly, kejadian serupa juga dialami Charlie Sheen, Michael Douglas, dan David Duchovny. Selebritas yang disebut terakhir, meskipun tidak berselingkuh, tapi membuat istrinya, aktris Tea Leoni, sangat menderita karena kuantitas dan intensitas seksnya yang luar biasa tinggi. Kecanduan seks pula kabarnya yang membuat perkawinan penyanyi R&B, Eric Bennet dengan Halle Berry, bubar. Plus, Warren Beatty, yang konon pernah meniduri 13.000 wanita. Mereka, orang-orang terkenal itu, menderita karena hiperseks. “Tiger Woods menjadi hiperseks mungkin karena tekanan untuk selalu tampil sempurna di mata publik,” demikian vonis seorang kolega senior saya. ”Seks menjadi pelampiasan atau pelarian Tiger untuk mereduksi tekanan-tekanan akibat popularitasnya.” Saya mengangguk-angguk saja. “Tapi, bisa jadi itu karena karakter, yang sudah dibawa sejak lahir,” seorang kawan mencoba menyempurnakan pendapat sang senior. “Tentu. Tapi harus ada pencetusnya, dong!” sergah sang senior lagi. Saya segera menarik diri dari perdebatan mereka. Tetapi, saya pikir, boleh jadi mereka benar. Ketenaran dan status sosial sebagai superclass, orang-orang yang punya andil dalam menentukan perubahan dunia, pastilah membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit. Sebuah pernyataan yang saya inti sarikan dari buku The Winner Stands Alone karya Paulo Coelho. SIAPA PUN BISA MENGALAMI Dugaan ini diperkuat ahli masalah seks di On Clinic Jakarta, dr. M Nasser., SPKK., D.Law. “Dalam kurun 15 tahun, ada perdebatan besar mengenai hiperseks. Teori pertama diungkapkan Jose Catalan dalam Journal of Forensic Psychiatry and Psychology. Disebutkan, ciri hiperseks: punya akses di berbagai tingkatan status (terutama kalangan atas), memiliki kemampuan manajerial yang baik, selalu punya ide cemerlang, kreatif, sekaligus pintar berimprovisasi, tapi ide mereka kerap melompat-lompat, berimajinasi seksual tinggi, dan ada ketidakseimbangan hormonal dalam tubuh mereka.” Bintang-bintang yang telah saya sebutkan di atas, setidaknya memiliki empat dari ciri tersebut. Mereka kaya, dan merupakan orang-orang terdepan di industri yang mereka geluti. Sebagai bintang, pasti mereka mampu mengelola diri sebaik mungkin, dan aktris adalah ‘makhluk’ yang identik dengan kemampuan improvisasi plus imajinasi yang tinggi. Di luar profesi aktris, ingatan saya melayang pada Napoleon Bonaparte, sang penakluk setengah dunia yang bertubuh kecil dari Prancis. Napoleon, yang juga seorang hiperseks, punya kebiasaan aneh. Ia selalu meminta wanita yang akan tidur dengannya agar tidak mandi terlebih dahulu. Bau tubuh asli para wanita itu konon membakar gairahnya hingga ke ubun-ubun! Wow... imajinasi seksual yang liar. Tetapi, apa benar hiperseks cuma identik dengan kalangan superclass? “Nah, teori kedua, diulas oleh Martin Kafka dari Harvard Medical School. Ia mengatakan, hiperseks sangat dipengaruhi oleh uang, kekuatan, dan kesempatan. Artinya, siapa saja bisa menjadi hiperseks,” kata dr. Nasser. Teori ini jelas memperkuat teori pertama, meskipun setidaknya memberi pula kesempatan pada orang-orang biasa untuk menjadi hiperseks, asal mereka punya kesempatan. Mendadak saya nyengir. “Kenapa?” kata dr. Nasser, melihat seringai di mulut saya. “Mmh, seberapa sering, sih, hiperseks bercinta tiap minggunya?” tanya saya, mengingat hari-hari indah penuh kesempatan ketika baru saja menjadi pengantin baru. “Normalnya, tiga hingga empat kali seminggu. Lebih dari itu, mungkin ada kecenderungan hiperseks,” katanya. Otak saya langsung mencerna jawaban itu dengan pernyataan (bukan pertanyaan), ”Hanya sesedikit itu?” Rupanya, meski mulut ini bungkam, mimik saya terbaca oleh dr. Nasser. “Ya. Tetapi, tergantung banyak hal juga, misalnya seorang pria bisa bercinta berkali-kali di usia 20-an karena hormon testosteronnya melimpah, atau wanita akan makin ‘panas’ menjelang usia 40-an, atau ketika pria makin genit ketika memasuki masa puber kedua di usia 30-40 tahunan,” sambungnya. ”Dan, itu bukanlah hiperseks.” Sebuah komentar yang langsung membunuh sikap ge-er saya. HIPERSEKS & PENGOBATANNYA “Tapi, untuk mereka yang hiperseks, jika sedang bergairah dan tak bisa melampiaskannya, mereka akan kecewa, cemas, dan sedih. Jadi, mereka memang kesulitan menunda keinginan seksnya,” kata sahabat saya, psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Danardi Sosrosumihardjo., Sp.KJ. “Hiperseks mengacu pada dua hal. Pertama, keterkaitan dengan waktu, yaitu periode waktu yang pendek untuk terus-menerus bisa menikmati seks. Singkatnya, hidupnya terobsesi pada seks sehingga akhirnya perilaku sehari-harinya terganggu. Dan, yang kedua, terkait dengan partner atau keinginan berganti-ganti pasangan,” kata dr. Danardi lagi. “Kedua hal ini bisa dikombinasikan. Atau sebaliknya, kuantitas seks yang tinggi dengan pasangan yang sama.” Saya pun teringat David Duchovny. Kenapa seseorang bisa menjadi hiperseks? “Genetika, sesuatu yang sudah ada dalam garis darahnya. Lalu, keseimbangan hormon, misalnya hormon testosteronnya berlimpah, lingkungan, dan yang paling utama: kesempatan,” kata dr. Nasser. Lingkungan dan kesempatanlah yang membuat Mike Tyson tidak bisa melihat seorang wanita tampil dengan pakaian agak minim. Hal yang membuat Tyson harus mendekam di penjara karena kasus kekerasan seksual. Menariknya, selama puluhan tahun menjadi psikiater, dr. Danardi mengaku baru dua kali mendapatkan pasien yang mengeluh karena hiperseksnya. “Barangkali kelainan ini bukan dianggap sesuatu yang serius, melainkan hal yang biasa,” kata dr. Danardi. Padahal, lanjut dr. Danardi, mereka yang hiperseks sangat sulit menyembuhkan dirinya sendiri. Di sisi lain, biasanya ritme harian mereka pun terganggu karena dalam sehari bisa dua hingga tiga kali melakukan hubungan seks. Jangan dulu lega bahwa masalah ini hanya terjadi pada pria. Dalam sebuah obrolan dengan seorang pria eksekutif, saya menemukan fakta: ternyata ada juga wanita yang memiliki kecenderungan hiperseks. “Saya terkejut, ternyata istri saya superaktif di tempat tidur,” katanya. Jika dilihat sekilas, istrinya adalah tipikal wanita cantik, menarik, dan sopan. Tapi, dalam satu hari dia bisa mengajak bermesraan sampai empat kali. Istrinya akan memesankan kamar hotel dekat kantornya untuk bercinta di jam makan siang. Pulang kantor, dapur pun jadi lokasi percintaan yang hangat. Malam, setelah nonton DVD panas, istrinya akan mengajak bercinta lagi, disambung sekali lagi pada dini hari atau quickie pagi sebelum ke kantor. Meski awalnya si suami enjoy saja mengimbangi, lama-kelamaan dia kewalahan juga. “Capek banget. Saya selalu kehabisan energi selama di kantor. Kalau terus-menerus begini, bisa-bisa saya jobless. Bayangkan, saya baru bisa berhenti bercinta kalau saya ngabur main tenis dan golf seharian di hari Sabtu,” katanya, lirih. Saya berpikir bahwa para hiperseks bukan hanya membahayakan orang lain, tapi juga dirinya sendiri. “Ya. Mereka butuh bantuan. Biasanya kami akan memberikan obat antidepresan untuk mengatasi depresinya, dan major tranquillizers untuk mengendalikan keinginan seksualnya,” kata dr. Danardi. Entahlah, mungkin ada yang malu mengungkapkannya, meski hidupnya menderita. Atau malah bangga karena punya 1001 ke­sempatan untuk melakukannya?
REMAJA HIPERSEKS HIPERSEKS, TAK CUKUP SEKALI ORGASMESebut saja Hans Winarno (bukan nama asli) seorang pengusaha sukses di bidang perhotelan. Di usianya yang mencapai 51 tahun Hans merasakan dirinya semakin gagah perkasa. Betapa tidak Hans dalam masalah hubungan seks tidak pernah puas hanya sekali. Dalam setiap permainan minimal dua kali bahkan bisa lebih. Tapi itupun dirasakannya masih kurang memuaskan. Hans mengaku cepat bosan bila berhubungan hanya dengan satu wanita. Ia selalu ingin mendapatkan pengalaman baru dengan wanita lain. Bidang pekerjaannya yang digeluti memang memungkinkannya bertemu banyak wanita. Bila mengenal wanita, Hans selalu berusaha keras untuk bisa merayu dan mengajak si wanita tersebut untuk berhubungan seks. Apapun caranya, Hans dengan gigih akan melakukannya. Seperti ketika ia mengenal Nadya seorang koordinator SPG yang mengadakan pameran di sebuah hotel. Hans tertarik dan berusaha mendekati. Dari acara makan siang sampai makan malam, Hans terus mencoba memberikan perhatian lebih pada Nadya. Sebagai wanita yang sudah berpengalaman di bidang jasa, Nadya tahu betul gelagat Hans. Nadya lalu tidak meladeni. Karena merasa tidak punya peluang, Hans kemudian mengalihkan perhatian pada Nita asisten Nadya. Gayung bersambut, Nita terperangkap oleh rayuan dan tenggelam dalam permainan seks Hans. Sekalipun Nita sudah mengikuti segala kemauan Hans, terutama dalam hal seks, Hans masih merasa kurang puas. Ia lalu memburu Wati, rekanan Nita dalam masalah busana. Wati yang berwajah biasa dan berkulit hitam terbuai oleh bujuk rayu Hans, ia-pun terhanyut dalam permainan seks Hans yang seakan tidak pernah terpuaskan. Begitulah Hans yang terus berburu untuk mendapatkan kepuasan. Cerita lain tentang Wienda (nama samaran). Di usia yang menjelang kepala lima, Wienda justru tampak semakin bergairah. Selama ini Wienda yang bersuamikan Teguh merasa bahwa suaminya tidak pernah mampu untuk memuaskan kebutuhan seksnya. Apalagi Teguh yang pengusaha sukses, waktunya habis tersita untuk masalah bisnis. Sementara di ranjang, Teguh hanya menyisakan kelelahan tubuh. Perkenalanya dengan Dodi seorang mahasiswa yang tengah magang di kantor suaminya, Wienda seperti mendapatkan jalan keluar. Dodi berhasil dirayu untuk sering menemani jalan. Ketika hubungan semakin jauh, Wienda mengajak Dodi untuk memuaskan kebutuhan seksnya. Awalnya Dodi memang mampu untuk memenuhi keinginan Wienda. Tapi ketika permintaan terus menerus, Dodi akhirnya tidak tahan. Wienda sehari bisa melakukan hubungan seks sampai tiga kali. Dodi kabur, Wienda sudah ketagihan dengan daun muda. Untuk mengincar para pemuda, Wienda merasa perlu melakukan sebuah cara yang tepat. Dengan harta yang dimilikinya Wienda lalu membangun sebuah rumah kos khusus untuk mahasiswa pria. Dari sekian banyak mahasiswa yang kos, Wienda melihat mana yang tidak mampu bayar. Mereka lalu diperas dengan cara harus melakukan hubungan seks dengannya. Beda lagi dengan Guntur (bukan nama asli) yang memiliki pengalaman dan keinginan untuk tidur dengan wanita yang berasal dari seluruh bangsa. Guntur khusus mengumpulkan uang untuk dipakai berkeliling dunia dan memenuhi keinginannya untuk berhubungan seks dengan berbagai wanita dari segala bangsa. Dalam perjalanan bisnis pun Guntur selalu mengutamakan wanita penghibur di daerah yang dikunjunginya. Kalaupun uang yang dimiliki pas-pasan, Guntur rela untuk tidak makan siang, merokok atau membeli cinderamata, yang penting bisa berhubungan seks. Oleh sebab itu wanita penghibur yang dicarinya juga bukan dari kelas yang mahal. Dengan pelacur jalanan pun dilakukannya. Ada rasa bangga bila berhubungan seks dengan wanita setempat. Tapi apakah ia puas setelah bisa merasakan berhubungan seks dengan perempuan berbagai bangsa? Ternyata tidak, Guntur tetap tidak mendapatkan kepuasan. "Rasanya cewek Rusia dengan Indonesia sama saja, saya enggak puas,"katanya. Cerita seperti ini adalah contoh kasus bagi pengidap penyakit hiperseks. Menurut Dr.Boyke Dian Nugraha SpOG,MARS, ia pernah menemukan kasus-kasus seperti ini. Orang dikatakan mengidap hiperseks, adalah seks yang berlebih-lebihan ditambah lagi adanya gangguan kepribadian. Penderita hiperseks menginginkan banyak melakukan hubungan seks tapi tidak bisa menikmatinya. Tidak pernah merasa puas. Perkataan hiper atau maniak memang sering menimbulkan konotasi yang kurang baik. Orang yang disebut demikian dianggap terlalu menyukai akan satu hal, sehingga bisa menyingkirkan yang lain. Sebenarnya menurut para ahli hiperseksual bukan dilihat sesering apa orang tersebut melakukan hubungan seks. Tapi bila orang itu mengalami gangguan dan keluhan bila tidak melakukan hubungan intim sesering mungkin. Orang pengidap hiperseks sangat terobsesi dengan seks, sudah sekali berhubungan ingin mencoba terus seperti kecanduan. Tapi tidak pernah mengalami kepuasan. Saat melakukan hubungan seks menurut dr. Boyke sebagiamana manusia normal. " Ada pemanasan, cumbuan lalu ejakulasi. Tapi usai hubungan dirinya tidak mendapatkan kepuasan seperti perasaan rileks atau tertidur, ia justru semakin gelisah karena tidak ada rasa puas. Lalu muncul keinginan untuk melakukan hubungan seks lagi," kata Boyke. Ciri umum dari penderita hiperseks bagi kaum pria adalah tidak pernah cukup dengan satu wanita. Selalu mencari perempuan lain. Keinginan berganti-ganti pasangan untuk mendapatkan kepuasan terus bergelora. Kemampuanya mendapatkan banyak pasangan adalah sebuah kompensasi dari kekurangan dirinya. Penilaian bahwa dirinya hebat, perkasa dan superior sangat diharapkan. Apalagi bila jadi gunjingan teman sekantor atau satu klub, bahwa ia terkenal hebat di ranjang dan banyak wanita yang ingin menjadi pasangan atau teman tidurnya. Keinginan mencoba wanita yang berbeda begitu kuat. Berhubungan dengan wanita yang berkulit hitam atau tubuh bungkuk udang dianggap bisa mendatangkan kepuasan. Ternyata masih belum juga, lalu mencari yang bertubuh besar dengan buah dada besar, itupun masih belum bisa memuaskan. Bagi wanita keinginan untuk berhubungan dengan berbagai pria juga begitu kuat. Tidak puas dengan pria bertubuh atletis dengan tinggi badan normal, lalu mencoba dengan yang berbulu lebat bertubuh tinggi besar dengan penis yang lebih besar. Ternyata dengan para pria seperti itupun keinginan seksnya masih tidak terpuaskan. Repotnya para penderita hiperseks justru bangga dengan keadaannya karena kemampuannya melakukan hubungan seks berkali-kali. "Ini bukan sesuatu yang membanggakan, mereka sakit, sebab tidak bisa menikmati orgasme," kata Boyke. Untuk wanita biasa terserang menjelang usia menapouse dan pria menjelang usia 50 tahun. Karena di usia seperti itu mereka mengalami kesepian dan kurang diperhatikan. Mereka tidak bisa diajak berkomitmen, misalnya dalam hubungan ditingkatkan menjadi sebuah pernikahan. Mereka akan menolak. Hubungan hanya dibutuhkan sebatas seks saja. Sulit diajak membangun hubungan yang langgeng. Karena begitu seringnya melakukan ganti-ganti pasangan menurut dr.Boyke penderita hiperseks pada pria disebut Donjuanism pada wanita disebut Nimfomania. Uniknya, para penderita hiperseks itu biasanya dianugerahi tampang yang lumayan. Yang pria cukup ganteng dan yang wanita termasuk cantik atau memiliki tubuh yang seksi. Penderita ini sangat terobsesi bila mendapat pasangan yang sulit untuk dirayu. Makin susah, maka semakin tinggi gejolak seks untuk mendapatkannya. Maka tidak mengherankan bila mereka sering melakukan gerakan yang gila-gilaan seperti memberikan hadiah emas berlian agar mampu meruntuhkan orang yang diincarnya. Orang pengidap hiperseks selalu mengikuti terus perkembangan cerita tentang pesta-pesta seks yang aneh atau tempat-tempat hiburan yang menyediakan acara seks. Mereka juga mengkonsumi obat-obat kuat seperti Viagra atau ekstasi . "Yang saya tahu adalah ekstasi, karena si penderita harus mampu menguatkan fisik agar tahan lama dan terus menerus melakukan hubungan," ujar Boyke. Penggunaan obat kuat ini karena erat kaitannya dengan fase refraktori atau jeda waktu pada pria saat usai ejakulasi dan kembali untuk bisa ereksi. Pada remaja pria usia 18 tahun waktu yang dibutuhkan untuk bisa kembali rekesi setelah ejakulasi sekitar 15 menit. Usia 30 tahun ke atas membutuhkan waktu 4 jam. Pada pria usia 40-an membutuhkan waktu 1 sampai 2 hari. Sedangkan untuk pria usia 50 tahun keatas membutuhkan waktu seminggu. Dari penelitian para ahli penderita hiperseks ini memang memiliki gangguan kejiwaan seperti gangguan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Kurang mendapat perhatian atau ditelantarkan keluarga, sehingga ingin mendapatkan perhatian yang berlebih dan itu diungkapkan dalam seks. Jadi semua kenikmatan dia seakan-akan harus dibayar dengan seks. Pengobatan bagi penderita hiperseks, menurut dr. Boyke selalu konsultasi dengan dokter jiwa. "Karena masa lalu mereka yang pastinya kurang baik. Ada yang menderita karena disiksa oleh ayah atau ibu tirinya. Jadi yang saya utamakan tentunya memperbaiki rasa kejiwaannya," kata Boyke. Akibat dari semua ini banyak penderita hiperseks yang terkena penyakit kelamin. Pada wanita terkena kanker mulut rahim dan pada pria terkena HIV atau AIDS. "Ternyata pengidap hiperseks ini memang bandel. Sekalipun di hadapan saya sudah bersumpah tidak akan melakukannya lagi karena sudah terkena penyakit kelamin, beberapa bulan kemudian kembali lagi pada saya dan masih terkena penyakit kelamin yang sama," ungkap Boyke. Penderita hiperseks harus dibedakan dengan pasangan muda yang baru menikah. Pasangan ini bisa melakukan hubungan seks setiap hari karena nafsu dan kemampuannya yang masih bagus. Dalam setiap melakukan hubungan pasangan muda ini selalu mendapatkan kepuasan. Penderita hiperseks harus dibedakan dengan pria yang beristri banyak. Pria ini memiliki kemampuan seks yang berlebih tapi dalam setiap melakukan hubungan selalu mendapatkan kepuasan. Pria ini juga tidak setiap saat melakukan hubungan seks dengan para istrinya. Ia memiliki jadwal dan melakukan hubungan secara teratur. Bergiliran dua hari sekali dengan istri pertama, kedua , ketiga dan seterusnya. "Ini hubungan normal, hanya saja si pria memang memiliki kelebihan kemampuan. Tapi semuanya dilakukan secara teratur," kata Boyke. HASIL SEX POLLING 65,22 % Responden Melakukan Seks 1- 3 Kali Seminggu 30,43 % Mengaku Melakukan Hubungan Seks dengan lebih dari Enam Wanita Berimbang: 50 % Mengeluh dan Tidak Keberatan Melakukan Hubungan Seks Sesering Mungkin Ketidakpuasan manusia sukar diukur. Dapat satu ingin dua, dapat dua ingin tiga, dan seterusnya. Dan ketidak puasan ini ternyata menggejala juga dalam hubungan seks bersama pasangan.Meskipun responden keseluruhan adalah pria, bisa diketahui bahwa hiperseks bukan lagi istilah aneh. Dari bisik-bisik antarpasangan hingga pembicaraan terbuka lintas pasangan, masalah hiperseks sudah menjadi perbincangan umum. Terkadang, kebiasaan ini dikait-kaitkan dengan selebriti tertentu, dengan kebiasaan kawin-cerainya. Lalu ada kalanya, hiperseks juga dihubung-hubungankan dengan sosok-sosok terkenal tertentu yang diketahui mempunyai istri banyak atau senang berpetualang seks. Tak perduli, apakah alasan beristri banyak tersebut ada kalanya dilandasi oleh pandangan moral atau agama tertentu. Dalam survei kali ini, 23, 91 % responden mengatakan bahwa hiperseks didefenisikan sebagai keinginan pasangan untuk bermain seks secara terus-menerus atau berulang kali. Apakah hal ini diakibatkan oleh kemampuan fisik yang memang "kuat" atau kebutuhan mental yang "menyimpang", tidak menjadi alasan langsung, kecuali bila data-data yang ada di bawah ini nantinya diamati secara lebih jauh sebagai data mentah untuk penelitian lanjutan. Begitulah, 36,96 % responden menikah ternyata merasa senang apabila pasangannya mengidap hiperseks. Artinya, ada kesiapan mental dan fisik bagi pasangan tertentu untuk melakukan kegiatan seks secara "berlebih". Dan dari data-data yang masuk, responden dengan tingkat pendidikan S1 dan S2, baik lajang ataupun menikah, ternyata lebih memahami kemampuan hiperseks ini sebagai "keistimewaan" yang layak dipertontonkan atau dilakukan kepada pasangan. Meski usia muda, antara 25 – 40 tahun menjadi alasan signifikan bagi para responden menyatakan bahwa selesai berhubungan masih mampu ereksi kembali sebanyak 39,13 %, yang diandaikan sebagai kemampuan seks berlebih atau hiperseks – namun dari simulasi data yang masuk, tak tertutup kemungkinan pria lajang berusia 40-an pun mampu dan bersemangat melakoni kehidupan hiperseks. Lajang 40-an memberikan respon positif terhadap semua pertanyaan yang berkaitan langsung dengan layak tidaknya seseorang hiperseks. Dan ternyatalah, tak ada responden atau 0,00 % responden menyatakan bahwa hiperseks bukanlah kelainan seks yang berkaitan dengan gangguan mental tertentu. Padahal dr. Boyke menyatakan bahwa hiperseks adalah penyakit mental tertentu, yang ditandai dengan kecenderungan tidak mengenal kepuasan seksual. Selalu dihasrati untuk memuaskannya, secara mental, yang terkadang sampai memakan korban: "penyakit seksual" tertentu bagi si hiperseks. Perbedaan jawaban ini barangkali berkaitan dengan masalah pengetahuan dan pemahaman seks yang berbeda, sementara bantuan obat-obatan dan prasarana untuk "pelampiasan" bagi orang hiperseks cukup meluas, melalui PSK ataupun pergaulan yang bebas. Pergaulan dan kehidupan seks bebas ini bisa disimak juga dari paparan dr. Boyke. Sementara, para responden di usia yang terbilang muda 18 – 25 tahun, dengan variasi pendidikan yang beragam, Diploma berpenghasilan Rp 2 – 5 juta, S1 dan S2 di atas Rp 5 juta, lajang ataupun sudah bekeluarga – menyatakan bahwa seks berlebih adalah kewajaran yang bisa diraih. Artinya, melalui survei ini, tingginya penghasilan atau status seseorang ternyata tidak berkorelasi positif dengan pengetahuan seks yang meluas dan benar. Pengetahuan seks yang dimitoskan dengan label "kejantanan", atau "keistimewaan yang layak diraih", sebenarnya berseberangan dengan "seks yang benar" dalam pemahaman Boyke. Semua ini adalah karena pengetahuan dan pemahaman seks itu sendiri bisa menyebar kepada siapa saja yang mau menggali dan mengalaminya. Sementara, tak perduli apakah pengetahuan seks tersebut benar atau salah, kegiatan seks itu umumnya selalu dihadapi tanpa prasangka. Dinikmati secara terbuka dan bermartabat. Sekali, dua kali, tiga kali, dalam sehari; atau bersama seorang pasangan, dua orang, ataupun lebih – diharapkan para responden boleh-boleh saja – asalkan fisik dan mental serta pasangan tidak keberatan.(xxx-06-3). blue_angelhttp://www.blogger.com/profile/12787364599677516466

Tumor Ganas Ginekologi

Faktor Resiko : Sosial ekonomi rendah Obesitas Hipertensi Higiene seksual yang kurang Paritas / Ras tidak berpengaruh Lokasi tumor : Labium mayus ( 60 % ) Labium minus Klitoris Perluasan uretra, buli, vagina rektum Gejala & Diagnosis : Sering terlambat, gangguan CO Benjolan, ulkus, kutil, bau ++ Berwrn kemerahan, keputihan, berdarah Nyeri saat BAK, gatal, rasa terbakar Iritasi akibat keputihan Biopsi Penatalaksanaan : Pengangkatan Vulva Eksisi luas & Skin Graft Kemoterapi paliatif Keluhan – keluhan : Dispareunia Lesi mudah berdarah Keputihan yang bau ++ Diagnosis : Papsmear dan sitologi serviks Inspekulo : ulkus ≈ bunga kol & mdh berdrh Kolposkopi Biopsi Resiko Tinggi : Sosial ekonomi rendah Koitus awal usia sangat muda Tinggi paritas Berganti – ganti pasangan seksual Merokok Suami tdk sunat Gejala dan Keluhan : Keputihan, bau ++ Perdarahan, terutama stlh berhubungan Gangguan BAK dan BAB Pencegahan : Papsmear IVA Vaksinasi Diagnostik : Anamnesa Gejala dan keluhan Pemeriksaan Ginekologi Kuret Biopsi PA

cara membuat lip gloss

Bagaimana cara membuatnya? Simak resepnya, seperti dilansir Style Tips 101: Bahan yang diperlukan 1 sendok teh madu 1 sendok teh sari lidah buaya alami 2 sendok teh beeswax (lilin lebah) yang telah diparut 6 tetes minyak lemon esensial 2 tetes minyak vitamin E 2 tetes ekstrak almond Cara membuatnya: Lelehkan beeswax dengan cara ditim di dalam panci, lalu angkat dari atas kompor. Jangan lupa untuk mengaduknya terus agar lilin tidak mengeras. Sambil mengaduk, tuangkan madu, aloe vera, ekstrak almond dan vitamin E. Terakhir, teteskan minyak lemon esensial. Setelah tercampur sempurna, tempatkan lip gloss dalam pot atau wadah tertutup, tunggu hingga padat, dan lip gloss lemon buatan Anda pun siap digunakan! Hasilnya, bibir akan terlihat berkilau alami dan harumnya pun bisa menimbulkan efek aromatherapy yang menyegarkan. Setelah digunakan, jangan lupa menutupnya agar lip gloss selalu higienis. Bahan : 1 sendok minyak almond (bisa dibeli di toko spa) 10 buah Canberry 1 sendok teh madu 1 sendok minyak vitamin E (bisa dibeli di apotik atau toko kecantikan) Cara membuat : Campurkan seluruh bahan dalam sebuah wadah tahan panas panaskan dalam microwave ( kalau tidak ada bisa direbus ) Rebus hingga buah canberry leleh dan seluruh adonan tercampur rata. Aduk terus. Setelah buah hancur , angkat dan dinginkan . Kemudian saring dan tempatkan dalam wadah yang bisa dibuka , biarkan dingin.

:))

Get Gifs at CodemySpace.com Get Gifs at CodemySpace.com

Free Blog Content

We love Justin Bieber.

We love Justin Bieber ▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓███▓▒____▄▀▀▄▄▄▀▀▄ ▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓█▓▓██▓▒__█░░ LIKE░░░█ ▒╔╗╔╗╔╦╗▒▒▒▒▒▒▒▓█▒▒███▓▒_▀▄░FANS░░▄▀ ▒╠╣║║╠╣╠╦═╗▒▒▒▒▓███▒▒█▓▒___▀▄PLZ♥▄▀ ▒║║║╚╣║═╣╩╣▒▒▒▓██▒.▒▒█▓▒______▀▄▀ ▒╚╝╚═╩╩╩╩═╝▒▒▓█▓░▒▒▒█▓▒ ▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒█▓▒ ▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓█▓▒▒▒.▒▒██▒ ▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒██▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ ██████▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒▒██████████████▓▒ ██████████▓▒▒▒▒▒▒▒▒▓███████████████▒ ██████▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒██░█░░░░░░░▓█▓ ██████▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓█▓▓▓▓▓▓▓▓▓██▒ ██████▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒████████████ ██████▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒██░█░░░░░░░▓█▓ ██████▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓█▓▓▓▓▓▓▓▓▓██▒ ██████▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒████████████ ██████▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒██░█░░░░░░░▓█▓ ██████▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓█▓▓▓▓▓▓▓▓▓██▒ ██████▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒███████████▒ ██████▒▒▒▒▓█▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒██▒█▒▒▒▒▒▒▒▓█▓ █████████████▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓█▓▓▓▓▓▓▓▓▓██▒ ██████▒▒▒▒▒▒▒▓██████████████████ ░█▀▀▄░░▄░░▄░░▀░░▄░░▄░░░░▄░░▄░▄░ ░█▀▀▄░█▄█░█░░█░█▄█░█▄▄░█▄█░█▀░░ ░█▄▄▀░▀▄▄░█▄░█░▀▄▄░█▄█░▀▄▄░█░░░ ░█░░░█░█░▄▀░█▀▀░░░░▀█▀░█░█░█░▄▀▀ ░█░░░█░█▀░░░█▀░░▄▄░░█░░█▀█░█░░▀▄ ░█▄▄░█░█░▀▄░█▄▄░░░░░█░░█░█░█░▄▄▀ ☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆ ░░░░█▀█░█░░░█▀▀░█▀█░█▀▀░█▀▀░░░█░ ░░░░█▀▀░█░░░█▀░░█▀█░▀▀█░█▀░░░░▀░ ░░░░█░░░█▄▄░█▄▄░█░█░▄▄█░█▄▄░░░▄░ ░▀░░▄██▄██▄░░▀█▀░▄░░▄░▄▄▄░░▄░░▀░▄▄▄░ ░█░░▀█████▀░░░█░░█░░█░█▄▄░▀█▀░█░█░░█ ░█░░░░▀█▀░░░█▄█░░▀▄▄▀░▄▄█░░█░░█░█░░█ ░░▒░░░▓▓▓▒▒▒▒▒░ ░ ░░░░░░░░░░▒░▒▒▒▒▓▓▒░▒▒▒▒ ▒░▓▓▓▓█▓▓▓▓▒▒▓█▓▓▒▓▓▓▒▓▒▒▓█▒ ▓▓▓▓▓███▓██▓▓█████▓▓▒▒▓▓▒▒▒▓░ █▓█▓███▓▓██████████▓▓▓▓▓▓▒░░░ ...▓█▓███▓▓▒▓▓██▓▓▓▓█████▓▓▓▓▓▒▒▒ █████▓▓▒▒▓▓▒▓▓▓▓▓▓█████████▓█▓▒ ██▓▓█▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓▓▓▓▓██████▓██▒░ ▓▓▓▒▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓▒▓▓████████▓▒░ ▓▓▒▒▒▒▒▓▓▓▓▓▒▒▒▒▒▒▒▓▓███▓█████▓▓▒░ ▓▒▓▓▒▒▓▓█▓█▓▓▓▓▒▒▓▓▓▓████████▓██▓▓░ ▓▓▓▓▓███████▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▒▒▓█▓████▓▓▒ ▓▒▓▓███████▓▓▓▓▒▒▒▒▒▓▓▒▒▓▓▓▒▒▒▓▓█▓█▒ ▓▒▓▓▓█████▓▓▓▒░░░░░▒▓▓██▓▒▒░░░▒▓▓▓██ █▓▓▓▓▒███▓▓▓▓▓▒▒░ ░▒▒░▒▒░░░░░░░▒▓▓██░ ██▓▓▓▓█▓▒▒▓▓▓▓▓▓▒░░░░░░░░░░░░░░▒▓█▓█▒ █████▓▓▒▓██▒░░▒▒▒▒░░░░░░░ ░ ░░░░▒▓██░ █████▓▓█▓▒▒▒░░░▒▒▒░░░░░░░▒░░░░░░▒▓▓█▒ ████▓▒▒▒▒▒▒░░░░▒▓▓▒░░░▓▓▒░▒▒▒░▒▒▒▒██ ████▒▒▒▒░░░░░░░▒▓▒▓█▓▓▓▒░░░░▒▓▒▒▒▒█▒ ████▓▓▓▒▒▒░░░░░░▓▓▓▓▒░░░░░▒░▒▒▒░▒▓░ ████▓▓▓▓▒▒▒▒░▒░▒░▒░░░▒▒▒▒▒▒▓▓░░░▒▓ █████▓▓▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓▒░ ░░▒▒▒░░░▒█ ██▓█▓█▓▓▓▓▓▒▒▒░▒▓█▓▒▒░░▒░▒▒▒▒▒░░▓█ ███▓███▓▓▓▓▒▒▒▒▒▒▓▓▓▓▒▒░▒▒▓▒▒░░▒█▒ ████████▓▓▓▓▒▒░░░░▒▒▒▓▓▓▓▒▒░░░░▒▓ ▓▓███████▓▒▒▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒░░░░ ░░░▓▒ █▓▓███████▓▒▒▓▓▓▒▒▒░░░░░░░░░░░▒█░ ███▓███████▓▓▒▓▓▓▓▓▒▒░░░░░░▒▒▒▓█ ████▒░▓███▓███▓▓▓▓▓▓▓▒▒▒▒▒▓▓▓▓▓▓░ ███▒░ ░███▓▓▓▓█████▓█▓██████▓▓▓▓▓░ █▒ ░██▓▓▒▓▓▓██████████▓▓▓▒▒▓▓▓░ ░ ░░ ▒▓▓▒▒▒▒▒▒▓▓▓█████▓▓▓▒▒▓▓▓▓▓░ ░░ ▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓▓▓▓▓▓▓▓▒▒▒▓▓▓▒▒░ ░ ░ ░ ░░░ ░▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓▒▒▒▒▒▒▒▓▒▓▓▓▒▒ ░ ░ ░ ▒▒▒▒▒▒▒░▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓▓▒

“Cinta itu bahagia tetapi menyakitkan”

Saat kita mencintai kita bahagia Saat kita cemburu kita terluka Cinta tak harus memiliki itu “BOHONG” Karna setiap orang pasti ingin memiliki Bahkan terkadang merasa harus memiliki Kita selalu bilang “Q BAHAGIA MELIHAT ORANG YANG Q SAYANGI BAHAGIA WALAUPUN DENGAN ORANG LAIN” itu “BOHONG” Kita hanya pura” bahagia, menutupi hati kita yang terluka Semua hal itu mengajarkan kita tuk menjadi “PENDUSTA PADA DIRI SENDIRI” Lebih bahagia dicintai dari pada mencintai itu “SALAH” Karna disaat kita dicintai kita hanya merasa bangga, Sesungguh nya kita akan merasakan arti “CINTA” itu sendiri saat kita menjalankan keduanya yaitu “DICINTAI & MENCINTAI”